Perselingkuhan adalah sebuah tingkah laku yang tidak muncul begitu saja. Kata sebagian orang, selingkuh itu indah. Setidaknya, kata ini menunjukkan bahwa, sebuah ikatan yang resmi saat ini tidak begitu memuaskan sehingga mencari sebuah hubungan yang di dambakan “ideal dan indah”.
Terdapat banyak alasan bagi seseorang untuk melakukan perselingkungan. Diantaranya: Kurangnya perhatian istri terhadap suami. Ini adalah alasan paling umum bagi suami untuk mencari perhatian dari wanita lain. Apalagi jika istrinya terlalu sibuk bekerja, aktif dalam berbagai kegiatan diluar rumah, ditambah lagi dengan tugas istri dalam mengurus rumah tangga dan anak, sehingga waktu dan perhatian untuk mengurus suami menjadi sangat berkurang (Hawari, 2004).
Menurut Vaughan (2003) menyebutkan bahwa perselingkuhan adalah keterlibatan seksual dengan orang lain yang bukan merupakan pasangan resminya. Data yang diperoleh Hawari (2002) menyebutkan bahwa perselingkuhan yang terjadi di Jakarta, 90% dilakukan oleh suami dan 10% dilakukan oleh istri. Ia juga mengemukakan suami mulai berselingkuh ketika usianya diperkirakan 40 tahun.
Penelitian mengenai perselingkuhan telah menjadi perhatian oleh bidang studi psikologi sosial pada tahun 2007. Salah satu hasil penelitian itu menunjukkan bahwa perselingkuhan dilakukan oleh suami merupakan suatu hal yang menyakitkan bagi istri. Perselingkuhan tersebut terjadi karena faktor yang ada dalam diri subjek, seperti kurang perhatian atau tidak memenuhi harapan istri.
Berikut adalah sejumlah asalan seseorang melakukan perselingkuhan:
- Variasi seksual
- Untuk kesenangan
- Conpanionship dengan wanita lain
- Kepuasan yang menantang
- Merasa tertarik dengan wanita yang lebih muda
- Memamfaatkan kesempatan yang ada
- Keinginan untuk melanggar sesuatu yang dilarang
- Kebosanan dalam pernikahan
- Istri tidak lagi menarik secara fisik (tidak lagi memiliki daya tarik seksual)
- Ingin menyakiti istri
- Istri menjadi gemuk
- Istri terlalu focus pada anak
- Untuk mendapatkan pengalaman romantic.
Sedangkan menurut Then (1998), alasan yang sering digunakan untuk melakukan perselingkuhan adalah sebagai pelarian karena pernikahannya tidak bahagia ataupun untuk mendapatkan cinta. selain itu, perbedaan kelas sosial, agama, dan kebiasaan juga dapat dijadikan alasan untuk melakukan perselingkuhan. Selain itu, ketidakpastian dalam menerima perbedaan dan keunikan masing-masing merupakan salah satu faktor seseorang melakukan perselingkuhan.
Dikutip dari Psikologi Sosial oleh Sarlito W. Sarwono, 2009 (Salemba Humanika)