Agresi adalah sebuah tingkah laku menyerang orang lain baik fisik, psikis maupun psikologis. Agresi dapat membuat kerusakan secara materil maupun immateril. Agresi bisa dilakukan oleh seorang anak ataupun seorang dewasa. Agresi merupakan tingkah laku yang dipelajari dari lingkungan, dan merupakan respon dari sebuah peristiwa yang dianggap mengancam keberadaan/survive individu.
Ada beberapa cara untuk meredam atau menghilangkan sebuah tingkah laku yang bersifat agresif. Cara-cara mengatasi agesi itu adalah sebagai berikut:
Pengamatan tingkah laku yang baik
Budaya, pendidikan, tontonan yang selalu menampilkan perilaku agresif akan membuat seseorang mengimitasi perilaku tersebut. Untuk mengurangi perilaku agresif ini bisa dengan menampilkan tingkah laku yang memberikan teladan yang baik. Mengurangi tingkah laku budaya dan pendidikan yang menunjukkan agresivitas dan lain-lain. Mengurangi tayangan televisi yang menampilkan kekerasan misalnya, adalah hal yang dianggap penting untuk mengurangi perilaku agresi yang ada dalam masyarakat.
Hukuman
Sejarah manusia lebih banyak mencatat hukuman sebagai cara penanganan terhadap agresi. Hal ini bisa dilihat dari agresivitas yang dilakukan individu hingga yang dilakukan oleh institusi atau bahkan negara. Pada individu, para pelaku kekerasan seperti pemerkosa dan pembunuh akan dihukum penjara atau hukuman mati. Negara aggressor seperti Jepang saat menganeksasi Cina tahun 1930-an, diberi sanksi oleh Liga Bangsa-Bangsa. Namun tetap saja agresivitas muncul. Hal yang paling penting dalam penggunaan hukuman adalah hukuman harus jelas dan sesegera mungkin mengikuti agresivitas yang dilakukan. Kedua, hukuman harus amat keras sehingga mengurangi kemungkinan pengulangan oleh pelaku.
Katarsis
Seseorang yang perlu mereduksi dorongan agresinya, maka dibutuhkan saluran untuk menyalurkan agresi tersebut. Ingin memukul teman bisalnya, dialihkan pada memukul meja. Perilaku ini, oleh Freud disebut dengan katarsis. Isitilah ini mengalami perluasan istilah seperti hipotesis katarsis, yakni upaya untuk menurunkan rasa marah dan kebenciannya dengan cara yang lebih aman sehingga mengurangi bentuk agresi yang sekiranya akan muncul. Umumnya, katarsis berupa kegiatan fisik yang menguras tenaga. Ketika fisik lelah, diperkirakan tingkah laku agresif akan turun. Beberapa aktivitas itu antara lain olah raga atau menonton film-film laga. Hal yang menarik adalah munculnya pesimisme atas langkah ini. hal ini disebabkan karena walaupun katarsis menurunkan rasa marah, agresivitas bisa muncul ketika seseorang kembali terprovokasi.
Kognitif
Bisa dibayangkan ketika seseorang berbuat kesalahan pada orang lain, maka tak ayal lagi orang yang dizalimi akan marah. Bagaimana jika ternyata orang yang dizalimi tadi ternyata memaafkan si pembuat kesalahan? Hal ini menjadi mungkin ketika kognisi orang yang dizalimi tadi diisi oleh informasi bahwa perlunya memaafkan orang yang menzalimi. Memaafkan tentunya denga rasa tulus dan ikhlas bahwa dirinya tidak merugi. Hal ini bisa mengurangi agresivitas, setidaknya agesivitas yang tampak.