Persepsi masyarakat selama ini, bahwa salafi (kelompok pengikut orang-orang terdahulu) adalah orang-orang yang berpadangan garis keras, konservatif dan beberapa stigma lain yang disandangnya. Dia adalah dalang semua tindakan kekerasan (teroris, kata media barat) atas nama agama. Ini adalah sebuah stereotype yang keliru, tanpa mendalami terlebih dahulu pemikiran dan pemahanan kelompok salafi ini.
Jika ditilik lebih dalam, kelompok salafi adalah sebuah kelompok yang bebas, bebas dari doktrin sebuah kelompok atau pemahaman kelompok tertentu. Jika sebuah kelompok harus taat dan patuh kepada doktrin kelompoknya, sebenarnya salafi bebas memilih. Mereka hanya akan menerima sebuah doktrin yang sesuai dengan pemahaman orang-orang terdahulu (salaf) dalam menafsirkan dalil. Dia tidak akan menjadi pengikut kelompok tertentu jika dalil yang ditafsirkan berbeda, apalagi sudah bertentangan dengan dalil-dalil shahih baik al-Qur’an maupun hadist.
Dalam kehidupan kemasyarakatan, salafi tidak langsung mencap kafir orang-orang yang berbeda dengan pemahaman salaf. Karena mencap seseorang kafir, maka konsekuensi berat akan ditanggung oleh orang tersebut. Salafi bukanlah pelaku dari tindakan subhat ataupun bid’ah, karena sumber referensi mereka berasal dari sumber utama (dalil al-Qur’an sunnah).
Salafi adalah ajaran yang murni dalam Islam, walaupun dalam perkembangannya masih terdapat pemahaman-pemahaman yang berbeda dalam memamahi dalil. Tetapi jika terdapat perbedaan, itu hanyalah pada tafsiran. Tetapi seorang salaf dilarang taklid dan menerima begitu saja sebuah tafsiran apalagi doktrin, dia harus mencari dalil dari referensi utama. Jadi seorang salaf adalah orang yang bebas, tanpa ada ikatan doktrin kelompok yang biasanya akan menyimpang.