Penderita kanker perlu mendapat pendampingan dan perawatan secara psikologis. Penderita kanker akan memperburuk keadaannya jika tidak menerima keadaannya dan mengalami stress yang berkepanjangan.
Faktor-faktor yang menyebabkan mengapa penderita kanker harus mendapat pendampingan psikologis adalah (dalam Yunus Semiun, 2006):
Pertama: Karena kanker sering menyebabkan kematian, maka kanker merupakan penyakit yang berpotensial menimbulkan stress, dan sebagai akibatnya dapat menimbulkan masalah-masalah psikologis yang berat. Dengan demikian, bantuan psikologis dapat diberikan untuk membantu pasien dan keluarganya untuk menanggulangi stress. Beberapa bukti sudah menunjukkan efektivitas bantuan psikologis ini untuk mengurangi tingkat stress pada pendertia kanker.
Kedua: Kemoterapi yang harus dijalani oleh banyak pasien kanker menimbulkan banyak efek samping yang negatif dan efektif, seperti rasa sakit, muak dan muntah. Bantuan psikologis akan membantu mengurangi akibat-akibat efek samping ini. Bantuan ini misalnya diperlihatkan bahwa latihan relaksasi otot dinilai efektif untuk mengurangi rasa muak, rangsangan fisiologis (denyut nadi, tekanan darah), kecemasan, depresi dan kemarahan di kalangan para pasien kanker yang menjalani kemoterapi.
Ketiga: Selain membantu pasien dalam menaggulangi stress dan akbiat-akibat samping kemoterapi, juga dilakukan usaha untuk menggunakan pendekatan-pendekatan psikologis terhadap perawatan kanker itu sendiri. Beberapa dokter dan psikolog menganjurkan untuk menggunakan latihan relaksasi dan khayalan visual sebagai pelengkap perawatan medis tradisional. Suatu bagian yang penting dari perawatan ini adalah keyakinan bahwa individu dapat mengontrol dengan suka rela proses fisiologisnya dengan sarana mental, dan dengan demikian, pasien menggunakan waktu untuk menghayalkan sel-sel darah putih atau dengan suatu cara membinasakan sel-sel kanker.
Pendekatan ini mendapat perhatian yang luas dalam mass media, dan para pendukung pendekatan ini sering menyebut kasus orang-orang yang menderita kanker yang “tidak bisa disembuhkan” tetapi kemudian disembuhkan dengan menggunakan pendekatan perawatan ini. studi-studi kasus sering kali bersifat dramatis, tetapi penting diketahui bahwa sekarang ini tidak ada bukti yang terkontrol bahwa pendekatan perawatan ini benar-benar efektif.