Dikala hati sedang gundah, sedih, sakit, benci, dendam, terbakar, jengkel dan seterusnya, seseorang membutuhkan sebuah tempat untuk meredamnya. Jika tidak akan bisa berakibat fatal. Menurut teori psikoanalisa, meredam sebuah sikap (tingkah laku), ada beberapa macam cara bisa ditempuh, diantaranya regresi (dengan menangis), represi (dipendam), displacement (dialihkan), penyangkalan (pura-pura bahagia), rasionalisasi dan lain-lain.
Tetapi sepertinya, dalam menghadapi sistuasi seperti diatas (gundah, sedih, sakit, benci, dendam, terbakar, jengkel), laki-laki dan perempuan mempunyai respon yang berbeda. Demikian pula dengan usia, anak-anak dengan orang dewasa melakukan respon yang berbeda pula. Seorang laki-laki misalnya, jika sedang kecewa dan patah hati lebih di rasionalisasikan, sedangkan perempuan biasanya merespon dengan sikap regresi.
Kali ini, kita akan membahas curhat (curahan hati), yang juga merupakan cara meredam kekecewaan. Curhat masuk dalam mekanisme pertahanan diri, yaitu displacement (pengalihan). Bagaimana sebuah curhat bisa meredam kekecawaan? Apakah semua jenis curhat bisa menjadi obat?
Curhat adalah mengeluarkan isi hati yang menekan jiwa dan perasaan. Biasanya orang akan memilih-milih tempat curhat ini, karena takut rahasianya terbongkar. Pada orang yang sudah mempunyai pasangan, mereka lebih suka curhat dengan pasangannya, karena yakin rahasianya akan terjaga. Bagaimana sebuah curhat bisa meredam kemarahan/kekecewaan? Ya, pada dasarnya, secara psikologis, masalah akan lebih ringan jika sudah dialihkan sementara, dan orang tersebut bisa kembali berpikir rasional untuk menghadapinya. Curhat semacam transfer emosi sementara, untuk menyusun siasat.
Tetapi, untuk mejadikan curhat sebagai penyembuh, tempat curhat harus bisa dan mempunyai pengetahuan dan skill. Skill paling utama adalah bisa bersikap empati, menujukkan perhatian dan lain-lain. Sebenarnya orang tempat curhat tidak harus menghapal seribu solusi permasalahan, tetapi, yang paling penting menunjukkan sikap empati dan perhatian diatas. Bahkan, orang tempat curhat yang lebih banyak bicara, terkadang tidak disukai. Sebaiknya, orang tempat curhat lebih banyak mendengarkan, karena orang yang sedang curhat, hanya ingin mentrasfer kegelisahan, bukan tidak memiliki solusi.
Orang tempat curhat juga harus bisa menempatkan diri secara objektif, jangan sampai larut dengan permasalahan orang curhat. Karena, jika seorang tempat curhat larut ke dalam permasalahan orang curhat, bisa dibayangkan, orang tempat curhat akan mendapatkan masalah baru. Jika 10 orang datang kepadanya, berarti mempunyai 10 masalah baru. Ini berarti dia seakan seperti tempat sampah masalah, plus masalahnya sendiri. Orang tempat curhat harus pintar dan menjaga sikap yang objektif, jangan sampai jatuh sakit karena masalah orang.
Sikap objektif dan netralitas tempat curhat ini adalah skill utama yang harus dimiliki orang tempat curhat. Jangan sampai masalah orang curhat tidak tertransfer, malahan akan menambah masalah bagi orang tempat curhat. Juga, sikap rasionalnya, jangan sampai tambah membesarkan masalah dengan memberikan respon yang kurang tepat.
Jadi menjadi tempat curhat itu adalah sebuah pekerjaan yang membutuhkan skill, kalau tidak akan berubah menjadi tempat sampah, atau menjadi provokator, dengan membesar-besarkan masalah.