Teori-teori yang berorientasi kognitif adalah teori-teori yang meniktikberatkan proses-proses utama seperti sikap, ide, dan harapan dalam menerangkan tingkah laku. Orientasi ini yang membedakannya dengan orientasi psikoanalitik yang mempelajari proses yang paling dalam seperti kesadaran, id, ego, dan superego. Serta berbeda dengan teori behavioristik yang menekankan studinya tentang tingkah laku pada proses-proses luar stimulus, dan respon.
Akan tetapi, teori-teori kognitif tidak selalu dapat dibedakan dengan jelas dari teori-teori behavioristik, khususnya yang tergolong neo-bihavioristik. Perbedaan keduanya (tori kognitif dengan teori neo-behavioristik) dapat dicatat seperti dibawah ini:
- Behaviorisme terutama berkaitan dengan pembiasaan (conditioning), baik yang klasik maupun yang operant dan banyak mempelajari proses belajar. Teori-teori kognitif dilain pihak lebih banyak mempelajari pembentukan konsep. berpikir, dan membangun pengetahuan.
- Behaviorisme mempelajari perilaku-perilaku yang kasat mata, sedangkan teori-teori kognitif membicarakan konsep-konsep kognitif.
- Behaviorisme menganggap bahwa pada setiap perilaku atau peristiwa psikologik ada proses organismik (fisiologis) yang mendasarinya, sedangkan aliran kognitif menerangkannya sebagai perbedaan dari keadaan kesadaran (Ausubel, 1965, hlm.7).
- Analisis dari behaviorisme bersifat molekuler (tingkah laku diuraikan dalam reflex-refleks). Sedangkan analisis kognitif bersifat molar (secara keseluruhan).
- Behaviosrisme mementingkan faktor genetic, sedangkan aliran kognitif tidak.
- Menurut behaviorisme setiap tingkah laku dirangsang oleh kebutuhan primer tertentu dan jika kebutuhan ini tidak dipenuhi, maka tidak akan terjadi proses belajar. Dilain pihak, teori kognitif berpendapat bahwa proses belajar dapat terjadi tanpa dipengaruhi proses tertentu (Allport, 1973).
Ref: Teori-Teori Psikologi Sosial, oleh Sarlito Wirawan Sarwono. PT Raja Grafindo, Jakarta: 2006
Tags
Psikologi Sosial