Banyak rumor yang sering didengar tentang bagaimana keadaan seorang wanita hamil mempengaruhi janin. Selama berabad-abad dipercaya bahwa pengalaman yang menakutkan seperti bencana alam yang parah atau kematian salah seorang anggota keluarga, meninggalkan tanda lahir pada anak atau mempengaruhi anak dengan cara yang lebih serius. Faktanya bahwa, stress yang dialami ibu hamil dapat ditularkan pada janin, dan kita mempunyai alasan yang kuat bagaimana itu terjadi, meskipun mekanisme yang menghubungkan kesehatan janin dan keadaan emosional ibu masih jauh dari kepastian.
Saat wanita hamil mengalami ketakutan dan kecemasan, dan emosi lain yang mengganggu, perubahan fisiologi terjadi dan dapat mempengaruhi janinnya. Contohnya produksi adrenalin sebagai akibat dari ketakutan membantasi aliran darah ke daerah rahim dan menghambat bayi memperoleh oksigen. Demikian pula, stress yang dialami ibu hamil dapat meningkatkan corticotrophin-releasing hormone (CRH) diawal kehamilan. CRH secara berurutan dapat menyebabkan kelahiran premature. Wanita dibawah tekanan sekitar empat kali lebih mungkin dibandingkan wanita pada umumnya untuk melahirkan bayi secara premature. Stress ibu hamil juga dapat mempengaruhi janin secara tidak langsung dengan meningkatkan kemungkinan bahwa ibunya akan melakukan perilaku yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi obat-obatan dan melakukan perawatan prakelahiran yang sangat berbahaya.
Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga dapat mempengaruhi proses kelahiran. Seorang ibu yang tertekan secara emosional dapat mengalami kontraksi yang tidak teratur sehingga menyebabkan proses kelahiran yang sulit. Hal ini dapat menyebabkan persediaan oksigen janin tidak teratur, sehingga dapat menyebabkan masalah pada janin. Bayi yang lahir dengan proses kelahiran yang lama juga dapat menyesuaikan dengan dunia lebih lambat dan biasanya anak ini tumbuh menjadi seorang yang tidak stabil emosinya.
Keadaan emosional yang positif juga tampaknya membuat perbedaan pada janin. Wanita hamil yang merupakan wanita yang optimis memiliki lebih sedikit hal yang membahayakan daripada wanita hamil yang pesimis. Para wanita hamil yang optimis mungkin lebih percaya mereka memiliki kendali terhadap hasil kehamilan mereka.
jadi emosi bagi ibu hamil harus yang positif biar kelahiran lancar
BalasHapus