Pernahkah anda melihat orang kencing berdiri? Tentu saja pernah, bahkan sebagian besar laki-laki lebih suka kencing berdiri daripada duduk. Tetapi jika seorang perempuan kencing berdiri, ini patut dipertanyakan, apakah pakaiannya yang salah, atau alat kelaminnya yang mengalami gangguan.
Orang yang normal secara psikologis, akan tetap mempertimbangkan kapan dan dimana akan buang air kecil. Bahkan sebagian orang rela menahan kencing karena merasa tempat dan waktunya tidak tepat untuk saat ini. Mungkin karena sedang rapat dengan kolega sehingga merasa segan untuk meninggalkan ruangan, atau tidak mengetahui dimana letak toilet, atau tidak menemukan semak-semak bagi laki-laki yang ada dalam perjalanan misalnya.
Tetapi pernahkah anda melihat seseorang yang kencing berdiri ditengah kerumunan orang banyak, bahkan orang tersebut rela mengencingi celananya? Kalaupun anda tidak pernah melihat, minimal anda pernah mendengar kasus semacam ini.
Ketakutan bisa saja membuat orang kehilangan kendali, termasuk kehilangan kendali atas system fisiologis tubuhnya, baik itu merasa lemas, merasa tidak bisa berbuat apa-apa (bahkan, seorang yang ketakutan yang seharusnya berlari, dia malah lemas dan langsung terduduk), tidak bisa mendengar apa-apa, tidak bisa berbicara (seakan-akan membisu), bahkan tidak bisa menahan kencingnya sekalipun. Ini adalah keadaan psikologis yang berpengaruh langsung terhadap system fisiologis tubuh.
Buang air kecil karena ketakutan, bukanlah hal yang aneh, tetapi sebuah hal yang lucu dan menjijitnya. Secara fisiologis yang normal, seseorang bisa menahan buang kecil dan akan ditampung terlebih dahulu dalam kandung kemih. Jika kandung kemih sudah dalam volume tertentu, akan mengirimkan sinyal, bahwa dia harus dilepaskan. Tetapi, orang terebut bisa menundanya terlebih dahulu jika ada alasan seperti diatas (waktu dan tempatnya belum tepat). Ada otot yang bekerja untuk mengatur buang air kecil ini, yaitu otot sfingter dan otot destrusor. Kedua otot ini adalah jenis otot lurik yang bekerja secara sadar, artinya, keduanya dikendalikan oleh otak (jadi kerjanya tergantung perintah atasan).
Jadi bagaimana jika “atasannya (kesadarannya)” tidak ada, misalnya dalam ketakutan yang sangat? Hal inilah yang bisa membuat seseorang bisa kencing berdiri. Orang yang ketakutan tidak punya kendali akan keadaan fisiologis tubuhnya. Disini orang tersebut tidak punya kendali akan otot sfingter dan otot detrusornya, sehingga dalam kedaan ketakutan, bisa saja tanpa mempertimbangkan tempat dan waktu yang tepat, bisa menjalankan aksinya sendiri.
Tags
T. Kesehatan