Mendeteksi kebohongan? Mungkin ini adalah hal yang sangat sulit, karena berbohong adalah masalah psikologis yang tidak bisa diketahui selain orang yang berbohong sendiri. Selain itu, banyak faktor lain yang membuat sebuah kebohongan sulit dideteksi, karena tanda-tanda orang yang berbohong atau berkata jujur, kadang tidak menampakkan perbedaan, apalagi bagi seorang pembohong ulung.
Salah satu penjelasan ilmiah saat ini yang berusaha menjelaskan dan mengungkap kebohongan adalah system fisiologis tubuh. Berbohong diyakini mempunyai pengaruh pada pola-pola fisiologi tubuh seperti pelepasan hormon yang tidak semestinya (hormon kebohongan), pemunculan tingkah laku fisik yang tidak wajar, dan respon respon tingkah laku yang tepat.
Salah satu contohnya adalah mendeteksi kebohongan melalui kontak mata. Orang yang sedang berbohong diyakini berpengaruh pada pembesaran pupil mata, karena berusaha mencari alasan menutupi kebohongannya dan bukannya mengatakan yang sebenarnya. Sehingga orang yang berbohong, kadang susah diajak kontak mata. Tetapi, bagaimana jika orang yang berbohong adalah pembohong ulung, sehingga bisa mengelabui lawan bicaranya, dengan kotak mata yang lebih lama untuk meyakinkan lawan bicaranya. Ini adalah kelemahan deteksi kebohongan melalui kontak mata.
Contoh lain mendeteksi kebohongan adalah melalui gerak gerik tubuh. Orang yang berbohong diyakini gelisah karena kebohongannya. Padahal, orang yang berbohong mengalihkan energi fisik ke energi otak untuk mencari alasan yang tepat menutupi kebohongannya. Jadi terkadang orang yang berbohong terlihat lebih tenang. Asalan inipun tidak terlalu tepat untuk mendeteksi kebohongan.
Jadi anggapan selama ini bahwa kebohongan bisa dideteksi melalui kontak mata, kegelisahan bagi pembohong bukanlah cara tepat untuk mendeteksi kebohongan. Bisa jadi, jika ini dipakai, dapat menimbulkan kesalahan yang fatal.
Untuk memecahkan masalah ini, para ahli ditahun 1980-an menciptakan alat deteksi kebohongan (lie detector). Alat ini bekerja dengan mengukur aktivitas kimiawi dan fisiologis tubuh, aliran darah/tekanan darah (detak jantung), dan deteksi kulit (mengukur keringat diujung jari). Apakah betul alat ini bisa mendeteksi kebohongan dengan akurat?
Beberapa negara ditahun 1990-an menggunakan alat ini sebagai alat interogasi penjahat. Sehingga, dengan menggunakan alat ini, seseorang bisa terbaca berbohong atau tidak. Tetapi, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa data yang diberikan oleh alat ini sangat bias, sehingga tidak bisa dijadikan patokan orang berbohong atau tidak. Jika alat ini tetap digunakan (beberapa negara masih menggunakannya), maka akan menghasilkan kesimpulan yang sangat fatal.
Belum ada penjelasan ilmiah dan alat yang bisa mendeteksi kebohongan seseorang dengan akurat. Jadi anda jangan menggunakan metode-metode yang selama ini diyakini banyak orang sebagai salah satu cara deteksi kebohongan. Semua metode itu tidak akurat, dan bisa dipastikan, kesimpulan yang anda hasilkanpun tentang seseorang akan sangat fatal.
Tags
T. Kesehatan
menurutku sih bisa :D
BalasHapus