Apakah anda mengetahu penyakit alay syndrome? Setelah membaca tulisan dibawah ini, saya yakin anda akan memahaminya. Penyakit alay syndrome ini adalah sebuah gejala penyakit yang muncul bersamaan dengan perkembangan teknologi, terutama jejaring sosial (SMS dan Facebook). Penyakit alay syndrome, tidak punya efek bagi penderitanya, tetapi membuat gemas, bagi orang disekitarnya. Sungguh penyakit aneh bukan?
Alay sindrome mulai mewabah bersamaan dengan menjamurnya handphone di kalangan anak muda. Layanan Short Message Service (SMS) yang memiliki batas karakter maksimal persekali mengirimkan pesan membuat orang-orang membuat sms dengan benar-benar short. Kenapa dengan knp, dimana dengan dmn, dan lain-lain. Okelah, yang begini mungkin masih bisa kita maklumi. Tapi, kalau sudah yang seperti ini : Maaf dengan m44ph, lagi dengan ge, ini dengan ne, aih entahlah..
Apakah anda tipe orang yang suka menulis status di facebook seperti ini? :
“CiAng-ciAng ne enAqnya k3m4n4 ea?”
“H4Ti ne s4kiiiiiiiiiiiit b4N63t………………..!!!!!! kaMo3 j4H4444444t!!!!!!!”
“Ge m4 p0n4k4n di RuM4H”
“’s4i4 ge s3dih nee”
Kalau iya, maka waspadalah anda sudah terkena sebuah penyakit kejiwaan yang saya sebut ‘alay sindrome’. Ini penyakit yang sangat menjijikkan. Bayangkan, seorang lelaki perkasa, ganteng, yang melalui foto di facebooknya kita bisa bilang ini 100% cowok tulen, menulis status : “C4i4ng…….. k4mo3 ge diM4N44?” Isssshh brrrrrr… ng-geremin banget kan? Kok bisa-bisanyalah ada manusia kek gini? J Atau seperti pada suatu hari ketika saya menelpon seorang teman cowok saya, tidak diangkatnya, lalu masuk sms dari nomornya seperti ini : “M44ph.. Ne capa ea..?” Aiiihhh.. Ampun dah!
Baiklah, mari kita coba uraikan kondisi psikologis para pengidap alay sindrome ini.
1. Yang jelas, ini orang pikun banget mungkin ya? Sudah terang-terang tertulis di Sumpah Pemuda, bahwa bahasa kita satu, bahasa Indonesia, eh ini orang kok malah pake bahasa alay.
2. Biasanya pengidap alay sindrome lebih mementingkan tampilan fisik daripada isi. Cobalah lihat bentuk tulisannya. Kelihatan sekali kalau yang dikedepankan itu pilihan-pilihan huruf ketimbang pilihan-pilihan kata. Lebih memoles tampilan daripada kualitas content. Contoh : “N3 c4p4 ea..?” Kenapa sih tidak mencoba menulis yang lebih bermutu? Msalnya, “Siapakah gerangan, Tuan? Adakah kiranya pertolongan yang mungkin dapat hamba hulurkan?” Lebih asyik dan jauh lebih berbobot, bukan?
3. Perilaku alay membuat kita sulit menentukan kapan kita harus bersikap formal kapan sebaliknya. Kebiasaan menulis alay menjadikan cara berpikir tak lagi rapi, runtut dan terstruktur. Kita tak lagi terlatih melakukan pemilihan kata yang tepat karena pikiran hanya terpaku pada pemilihan penggunaan huruf yang sebenarnya bukan saja tidak terlalu penting, tapi juga tidak berguna sama sekali. Kita sudah punya kaedah Bahasa Indonesia. Ada juga Kamus Besar Bahasa Indonesia, lalu kenapa harus repot-repot memikirkan apakah kata ‘maaf’ itu lebih cantik pakai ‘m44ph’ atau ‘mAAPh’? Kenapa? Biar dibilang gaul? Aih, tidak ada gaul-gaulnya, kawan!
4. Gaya tulisan alay akan terekam di alam bawah sadar kita. Efek negatif akan terjadi ketika gaya alay itu telah terinternalisasi ke dalam kepribadian. Kita tidak akan lagi ingat dengan siapa kita sedang sms-an, sedang chatting-an, sedang email-an. Semuanya disamaratakan. Akibatnya, dengan amat menyakitkan Bapak Dosen kita yang satu ini yang terpaksa harus menjadi korban, ketika pada suatu pagi nan indah beliau menerima sms dari salah seorang mahasiswanya. “Akm. pAk, g3 dim4N4 se? Saia dh ri Tdi NuN66uiN b4p4k ne.” (ini benar-benar kisah nyata).
5. Bagi laki-laki, tulisan alay akan menghilangkan kemaskulinannya. Sedangkan bagi wanita, tulisan alay menghilangkan sosok keterpelajarannya. Saya pribadi agak malas membalas sms-sms alay yang masuk ke handphone saya. Alasannya, kalau yang sms wanita, maka wanita ini hampir bisa saya pastikan bukan wanita cerdas yang nyambung diajak ngobrol. Sedangkan kalau yang sms alay laki-laki, maka saya WAJIB mencurigainya dan mewaspadainya. Kejantanannya dipertanyakan. J
Jadi, saudara.. Marilah kita bumi hanguskan alay sindrome dari muka bumi ini. Agar ketika membaca mata ini tidak perlu tersakiti lagi dengan tulisan-tulisan alay yang sudahlah tak bermutu, MENJIJIKKAN pula. Membuat orang lain jadi bingung, mudah-mudahan tidak tertular.
Hidup alay…!!!. Eh salah. Hancurkan Alay….!!!