Bagi
kebanyakan orang, kata “psikolog”
membangkitkan ide tentang seorang terapis yang secara intensif mendengarkan
kliennya yang berbaring di sofa menceritakan masalah-masalahnya. Sesungguhnya,
banyak kegiatan psikolog yang tidak sesuai dengan gambaran ini.
Aktivitas psikolog
prefesional umumnya dapat digolongkan dalam tiga kategori:
- Mengajar dan meneliti dalam sebuah lembaga pendidikan (universitas)
- Menyediakan pelayanan kesehatan dan kesehatan mental, yang sering disebut sebagai praktek psikologis.
- Melakukan penelitian atau mengaplikasikan temuannya dalam lingkungan non-akademis. Seperti bisnis, olahraga, pemerintahan, hukum dan militer. Beberapa psikolog bergerak secara fleksibel diarea ini.
Seorang
peneliti mungkin juga memberi pelayanan konseling dalam lingkungan kesehatan
mental, seperti di klinik atau rumah sakit. Professor universitas mungkin
mengajar, melakukan penelitian dan berperan sebagai konsultan untuk kasus-kasus
hukum.
Psikolog Akademik/
Psikolog Peneliti
|
Psikolog klinis
|
Psikolog Industri,
Hukum dan area lainnya
|
Mengkhususkan diri
diberbagai bidang penelitian terapan, seperti:
|
Melakukan
psikoterapi dan terkadang meneliti; dapat juga bekerja diberbagai area
berikut:
|
Melakukan penelitian
dan berperan sebagai konsultan bagi instansi dan, contohnya:
|
Perkembangan
manusia
|
Praktek
pribadi
|
Olahraga
|
Psikometri
|
Klinik
kesehatan mental
|
Masalah
konsumen
|
Kesehatan
|
Rumah
Sakit Umum
|
Periklanan
|
Pendidikan
|
Rumah
Sakit Jiwa
|
Masalah
organisasi
|
Psikologi
Industri/Organisasi
|
Laboratorium
penelitian
|
Kebijakan
publik dan hukum
|
Psikologi
fisiologi
|
Universitas
|
Jajak
pendat/survey
|
Sensasi
dan persepsi
|
|
Pelatihan
militer
|
Rancangan
dan penggunaan teknologi
|
|
Perilaku
hewan
|
Tidak
semua psikolog terlibat dalam pekerjaan klinis. Banyak psikolog yang meneliti,
mengajar, bekerja didunia bisnis, atau memberi konsultasi. Berbagai aktivitas
professional para psikolog yang memiliki gelar doctor dapat digolongkan kedalam
kategori diatas.
Yang menjadi
masalah adalah, perkembangan psikologi dan perimbangan jumlah psikolog yang
bergelar doctor di Indonesia masih sangat langka. Hal ini yang menyebabkan,
keilmuan psikologi di Indonesia masih dalam pencarian identitas jika
dibandingkan dengan profesi dan keilmuan lainnya.
Profesi
psikolog, seharusnya sudah terdifferensiasi dalam prakteknya dilapangan. Di
Indonesia sendiri, gelar psikolog pada awalnya didapatkan melalui pendidikan
khusus profesi, tetapi kemudian HIMPSI menetapkan bahwa, seorang psikolog
adalah seseorang yang mengambil jenjang pendidikan profesi di Strata dua. Ini
adalah sebuah kebijakan awal yang tepat, untuk menyiasati langkanya psikolog
yang bergelar doctor. Differensiasi keilmuan dilapangan, akan menguatkan
eksistensi psikologi dalam prakteknya di Indonesia.
Tags
Psikologi Umum