Belum ada kesepakatan sejarah tentang hubungan yang pas antara psikologi dan biologi. Kesimpulan awal melihat bahwa hubungan antara psikologi, kedokteran neuroscience klinis dasar adalah sebuh kelaziman. Pandangan ini merugikan psikologi karena masing-masing disiplin mempunyai potensi masing-masing. Sebuah kesimpulan umum yang membangun dan tidak mengarahkan menganjurkan perspektif psikologi dan biologi adalah sebuah konsep yang berbeda kajian, dan berbeda peran dalam kancah keilmuan.
Kata Kunci: Psikologi, biologi, neuroscience, psikopatologi
Perkembangan penelitian otak akhir-akhir ini mempertimbangkan dampak psikologis apa yang akan diteliti selanjutnya. Metodologi yang digunakan dalam penelitian mampu memahami peristiwa yang terjadi diotak dan fungsi psikologis yang terkait tentangnya. Namun ada kontroversi yang muncul tentang fenomena biologi dengan psikologis. Kontroversi ini muncul misalnya pada penelitian tentang psikopatologi yang mengkaji factor-faktor psikologis dan factor biologis yang sering muncul. Tapi, perkembangan penelitian otak mengembangkan reduksionis yang bersifat naïf yang sering mempertentangkan biologi dan psikologi dan menganggap bahwa peristiwa psikologis adalah fenomena yang tidak penting.
Kegagalan Reduksionis
Kata takut bisa di defenisikan secara psikologis ataupun biologis (kerja otak/amigdala). Kemajuan yang mengesankan dalam penelitian system syaraf, menyatakan bahwa takut adalah sebuah aktivitas system saraf sedangkan dalam psikologi, perasaan takut dipandang sebagai pengolahan informasi kognitif yang bias. Sebuah fakta sering disalahpahami sebagaimana sering kita dengar “otak yang mendasari gangguan” atau “neurokimia adalah dasar psikopatologi”. Masalah reduksionis yang bersifat naïf, seperti istilah-istilah “biobehavioral marker” atau “neurocognitive measure” yang muncul sebagai jembatan penghubung antara psikologi dan biologi.
Whose Work is More Fundamental?
Pernyataan yang sering muncul mengasumsikan bahwa fenomena biologi lebih mendasar daripada fenomena psikologis. Pernyataan tentang peristiwa psikologis tidak lebih dari peristiwa otak adalah pernyataan yang tidak logis. Kita harus hati-hati dari pernyataan bahwa fenomena psikologis “mencerminkan” atau “muncul dari” peristiwa otak yang paling lengkap tentang hubungan antara psikologi dan biologi. Sebuah teori yang diberikan secara eksplisit mengusulkan hubungan (biologi dan psikologi) sebagai sebuah asumsi bukan sebuah fakta yang didukung oleh data. Data biologis memberikan informasi yang berharga yang mungkin tidak didapat dengan laporan diri atau perilaku yang diobservasi, tetapi informasi biologis lebih akurat, representative atau lebih objektif.
Masalah pengkomunikasian juga muncul, psikologi diduga “dasar” atau lebih mendasar dari biologi. Tradisi lama mengabaikan fenomena biologis dalam psikologi klinis. Seperti Zuckerman mencatat, “satu hal yang baik dari perilaku pasca teori psikoanalisis Freudian memiliki kesamaan dan keyakinan bahwa belajar dan pengalaman hidup dapat menjelaskan semua gangguan”. Dalam tradisi, psikologi yang “mendasari” biologi, bukan sebaliknya. Biologi hanya dipandang sebagai implementasi psikologi, dan psikologi adalah tempat tindakan intelektual yang menarik. Teori kognitif dapat berkembang tanpa disiplin biologi.
Penekanan pada satu sisi akan berakibat fatal. Anderson dan Scott menyatakan kekhawatirannya bahwa “mayoritas penelitian dalam ilmu kesehatan dalam tingkat analisis, terkait dengan disiplin ilmu tertentu”, kebanyakan psikolog mempelajari hanya satu dari fenomena perilaku. Dia menganjurkan mempelajari setiap metode baik psikologis maupun biologis, tetapi peneliti tidak mengabaikan atau membuang literatur yang relevan, khususnya konsep dari penelitian mereka.
Psikologi dan pendekatan biologis menawarkan jenis relevansi data yang berbeda yang berpotensi sama untuk memahami fenomena psikologis. Sebagai contoh penggunaan rekaman magnetoencephalography (MEG) dari magnet yang dihasilkan oleh aktivitas syaraf untuk mengidentifikasi daerah-daerah dalam jaringan otak yang menghasilkan apa yang bisa diukur dengan elektrik dikepala sebagai respon dari otak yang berhubungan dengan tugas kognitif. MEG dan EEG tidak “mendasari” dan bukan “dasar” dari (fenomena psikologis yang mengartikan) fungsi atau operasi mental.
Penelitian psikologi memberikan contoh-contoh lain yang mendasar yang sebenarnya tidak membantu. Menghubungkan perubahan kegiatan mood di otak tertentu, mengapa bukan perubahan atribut dalam aktivitas perubahan mood otak? Data EEG menjelaskan perilaku dengan data aktivitas bagian otak yang depresif, orang depresif karena aktivitas rendah meninggalkan wilayah frontal diotak, atau mereka melakukan aktivitas rendah diwilayah ini karena mengalami depresi? Berdasarkan pandangan ini, seperti pertanyaan ini, berusaha untuk mendirikan kausal hubungan antara psikologi dan biologi, adalah fatal. Ini adalah isu yang tidak empiris tapi logis dan menyangkut masalah teoritis.
Implikasi Klinis
Dalam psikopatologi, salah satu masalah yang tidak begitu menarik yang merupakan konsekuensi persaingan yang naïf antara psikologi dan biologi adalah asumsi bahwa disfungsi konsep biologis memerlukan intervensi biologis dan disfungsi psikologis memerlukan intervensi psikologis. Cara terbaik untuk mengubah satu system mungkin dengan intervensi langsung di system lain. Bahkan misalnya jika katekolamin (bahan kimia yang digunakan untuk komunikasi ke syaraf, otot, dan sel-sel lainnya) adalah tempat terbaik untuk kemunculan skizofrenia, itu tidak langsung mengikuti intervensi biologis. Berbagai pengalaman orang-orang sehingga menafsirkan sebagai psikososial prompt kelenjar adrenal mereka sebagai dampak dari katekolamin. Ada intervensi psikologis yang terkait dengan kimia yang dapat bekerja lebih efektif atau dengan efek samping yang kurang daripada pemberian obat-obatan kimia langsung.
Thase menemukan bahwa pengobatan dan psikoterapi sama-asama efektif dalam merawat pasien yang cukup depresi dan kombinasi perawatan ini lebih efektif. Hollon membahas bagaimana peristiwa hidup yang negatif dapat mengubah faktor biologis yang meningkatkan risiko depresi. Meany menjelaskan bagaimana lingkungan psikologis dapat mempengaruhi aktivitas gen. Dengan demikian, pengobatan akan terhambat dengan reduksionisme yang naïf.
What to DO?
“Mendasari” (pendekatan mana yang lebih utama) adalah bukan cara yang memuaskan untuk mengkarakterisasi hubungan antara biologi dan psikologi. Karakteristik biologis sebagai pelaksana, yang psikologis-yaitu, melihat kognisi dan emosi sebagaimana dilaksanakan dalam system syaraf. Fodor membedakan antara kontingen dan identitas yang diperlukan dalam hubungan antara psikologi dan fenomena biologis. Fenomena psikologis diimplementasikan dalam susunan syaraf yang diberikan tidak sama, tidak diperhitungkan dan tidak dapat direduksi oleh susunan itu.
Juga tidak semestinya (walaupun sudah menjadi rahasia umum) untuk mengatakan bahwa psikologi dan fenomena biologis saling berinteraksi. Pernyataan seperti itu menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana mereka berinteraksi dan bahkan apa yang dihasilkan dari interaksi itu.
Biologi dan psikologi sering ditetapkan sebagai pesaing atau saling berbagi dalam legitimasi ilmiah. Bias dalam pandangan biologi pada abad ke-20 tidak bijaksana dan tidak lebih bermamfaat daripada bias pandangan gerakan psikologi behavioris sebelum abad ke-20. Para ilmuwan menghidari pertentangan dengan mendekati hubungan antara psikologis dan biologis sebagai dasar teoritis bukan empiris. Mengambil pekerjaan biologi tidak akan membuat psikologi ketinggalan, ataupun sebaliknya. Para ilmuwan dapat menghindari dualism dengan menghindari iteraksionisme (memiliki dua domain yang berbeda dalam posisi untuk berinteraksi). Psikologi dan biologi dapat dilihat berbeda namun tidak secara fisik berbeda, dan karenanya tidak dualistic atau berinteraksi. Psikologi dan konsep biologi tidak hanya berbeda istilah untuk fenomena yang sama (tidak terbagi dalam dua arah). Jika pandangan satu jaringan otak sebagi pelaksana fungsi psikologis, keahlian ilmu kognitif diperlukan untuk mengkarakterisasi fungsi-fungsi, dan keahlian dari ilmu syaraf diperlukan untuk studi implementasi. Masing-masing disiplin mendapatkan keuntungan yang besar dari yang lain, tetapi tidak mencakup, mengurangi atau lebih penting dari yang lain.
Dasar konsep psikologi memerlukan dasar penjelasan psikologi. Fenomena biologis dapat memperkaya informasi, tetapi tidak menggantikan penjelasan tersebut. Namun ketika psikologi terungkap, diimplementasikan dalam biologi, dan implementasi mereka sangat penting. Demikian pula, sebagian besar literatur terpisah tentang biologi dan mekanisme emosi psikososial harus memberikan cara untuk konseptual dan metodologis yang mengelaborasi. Penelitian dalam beberapa dekade mendatang tidak hanya meningkatkan resolusi brainmaging teknologi yang lebih baru dalam teknologi pencitraan otak, tapi juga memajukan resolusi ilmu psikologi terbaik.