Gestalt
adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian
komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan
menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi terhadap teori strukturalisme Wundt.
Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi
bagian-bagian kecil.
Psikologi
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang berarti menggambarkan konfigurasi atau
bentuk yang utuh. Suatu gestalt dapat berupa objek yang berbeda dari jumlah
bagian-bagiannya. Semua penjelasan tentang bagian-bagian objek akan
mengakibatkan hilangnya gestalt itu sendiri. Istilah “Gestalt” mengacu pada
sebuah objek/figur yang utuh dan berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya.
Sejalan
dengan itu, gestalt menunjukkan premis dasar sistem psikologi yang
mengonseptualisasi berbagai peristiwa psikologis sebagai fenomena yang
terorganisasi, utuh dan logis. Pandangan ini menjelaskan integritas psikologis
aktivitas manusia yang jelas. Menurut para gestaltis, pada waktu itu psikologi
menjadi kehilangan identitas jika dianalisis menjadi komponen-komponen atau
bagian-bagian yang telah ada sebelumnya.
SEJARAH
DAN LATAR BELAKANG PSIKOLOGI GESTALT
Aliran
Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme Wundt.
Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen
yang lebih kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah
sebab bentuk kesatuannya juga hilang.
Teori
ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer,
and Wolfgang Köhler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang
cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan
yang utuh.
Psikologi
gestalt adalah gerakan jerman yang secara langsung menantang psikologi
strukturalisme Wundt. Para gestaltis mewarisi tradisi psikologi aksi dari
Brentano, Stumpf dan akademi Wurzburg di jerman, yang berupaya mengembangkan
alternatif bagi model psikologi yang diajukan oleh model ilmu pengetahuan alam
reduksionistik dan analitik dari Wundt.
Gerakan
gestalt lebih konsisten dengan tema utama dalam filsafat jerman yakni aktivitas
mental dari pada sistem Wundt. Psikologi gestalt didasari oleh pemikiran Kant
tentang teori nativistik yang mengatakan bahwa organisasi aktivitas mental
membuat individu berinteraksi dengan lingkungannya melalui cara-cara yang khas.
Sehingga tujuan psikologi gestalt adalah menyelidiki organisasi aktivitas
mental dan mengetahui secara tepat karakteristik interaksi manusia-lingkungan.
Hingga
pada tahun 1930, gerakan gestalt telah berhasil menggantikan model wundtian
dalam psikologi Jerman. Namun, keberhasilan gerakan tersebut tidak berlangsung
lama kerena munculnya hitlerisme. Sehingga para pemimpin gerakan tersebut
hijrah ke Amerika.
Psikologi
gestalt diawali dan dikembangakan melalui tulisan-tulisan tiga tokoh penting,
yaitu Max Wertheimer, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Ketiganya dididik dalam
atmosfer intelektual yang menggairahkan pada awal abad 20 di Jerman, dan
ketiganya melarikan diri dari kejaran nazi dan bermigrasi ke Amerika.
Tetapi
di Amerika psikologi gestalt tidak memperoleh dominasi seperti di Jerman. Hal
ini dikarenakan psikologi Amerika telah berkembang melalui periode
fungsionalisme dan pada tahun 1930-an didominasi oleh behaviorisme. Oleh karena
itu, kerangka psikologi gestalt tidak sejalan dengan perkembangan-perkembangan
di Amerika.
TOKOH
DAN PEMIKIRAN PSIKOLOGI GESTALT
Max
Wertheimer (1880-1943)
Belajar
pada Kuelpe, seorang tokoh aliran Wuerzburg. Bersama-sama dengan Wolfgang
Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang
akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of
Frankfurt bersama-sama dnegan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi
asisten di sana.
Konsep
pentingnya: phi phenomenon (bergeraknya obyek statis menjadi rangkaian gerakan
yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian
memungkinkan manusia melakukan interpretasi).
Dengan
konsep ini, Wertheimer menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif
yang kita terima. Proses ini terjadi di otak dan sama sekali bukan proses
fisik, tetapi proses mental. Dengan pernyataan ini ia menentang pendapat Wundt
yang menunjuk pada proses fisik sebagai penjelasan phi phenomenon.
Kurt
Lewin (1890-1947)
Pandangan
Gestalt diaplikasikan dalam field psychology dari Kurt Lewin. Lewin adalah
salah seorang ahli yang sangat kuat menganjurkan pemahaman tentang lapangan
psikologis seseorang.
Lewin
lahir di Jerman, lulus Ph.D dari University of Berlin dalam bidang psikologi
tahun 1914. Ia banyak terlibat dengan pemikir Gestalt, yaitu Wertheimer dan
Koehler dan mengambil konsep psychological field juga dari Gestalt. Pada saat
Hitler berkuasa Lewin meninggalkan Jerman dan melanjutkan karirnya di Amerika
Serikat. Ia menjadi professor di Cornell University dan menjadi Director of the
Research Center for Group Dynamics di Massacusetts Institute of Technology
(MIT) hingga akhir hayatnya di usia 56 tahun.
Konsep
utama Lewin adalah Life Space, yaitu lapangan psikologis tempat individu berada
dan bergerak. Lapangan psikologis ini terdiri dari fakta dan obyek psikologis
yang bermakna dan menentukan perilaku individu (B=f L). Tugas utama psikologi
adlaah meramalkan perilaku individu berdasarkan semua fakta psikologis yang
eksis dalam lapangan psikologisnya pada waktu tertentu. Life space terbagi atas
bagian-bagian memiliki batas-batas. Batas ini dapat dipahamis ebagai sebuah
hambatan individu untuk mencapai tujuannya. Gerakan individu mencapai tujuan
(goal) disebut locomotion.
Dalam
lapangan psikologis ini juga terjadi daya (forces) yang menarik dan mendorong
individu mendekati dan menjauhi tujuan. Apabila terjadi ketidakseimbangan
(disequilibrium), maka terjadi ketegangan (tension). Perilaku individu akan
segera tertuju untuk meredakan ketegangan ini dan mengembalikan keseimbangan.
Apabila
individu menghadapi suatu obyek, maka bagaimana valensi dari nilai tersebut
bagi si individu akan menentukan gerakan individu. Pada umumnnya individu akan
mendekati obyek yang bervalensi positif dan menjauhi obyek yang bervalensi
negatif. Dalam usahanya mendekati obyek bervalensi positif, sangat mungkin ada
hambatan. Hambatan ini mungkin sekali menjadi obyek yang bervalensi negatif
bagi individu. Arah individu mendekati/menjauhi tujuan disebut vektor. Vektor
juga memiliki kekuatan dan titik awal berangkat.
Dengan
konsep vektor, daya, dan valensi ini Lewin menjelaskan teorinya mengenai tiga
jenis konflik (approach-approach, approach-avoidance, dan avoidance-avoidance).
Aplikasi
teori Lewin banyak dilakukan dalam konteks dinamika kelompok. Dasar berpikirnya
adalah kelompok dianalogikan dengan individu. Maka perilaku kelompok menjadi
fungsi dari lingkungan, dimana salah satu faktornya adalah para anggota kelompok
dan hubungan interpersonal mereka. Apabila hubungan ini bervalensi negatif,
maka perilaku anggota akan menjauhinya dan dengan demikian tujuan kelompok
semakin tidak tercapai. Sebaliknya, hubungan yang baik akan membuat anggota
saling mendekati sehingga memungkinkan kerjasama yang lebih baik dalam mencapai
tujuan kelompok.
Kritik
untuk teori Lewin berfokus pada konstruk-konstruknya yang dianggap hipotetis
dan sulit dikongkritkan dalam situasi eksperimental. Implikasinya adalah
penjelasan Lewin sulit sampai pada level explanatory dan sifatnya deskriptif.
PRINSIP
TEORI-TEORI GESTALT
Prinsip-prinsip
teori gestalt adalah:
1.
Interaksi antara individu dan lingkungan disebut sebagai perceptual field.
Setiap perceptual field memiliki organisasi, yang cenderung dipersepsikan oleh
manusia sebagai figure and ground. Oleh karena itu kemampuan persepsi ini
merupakan fungsi bawaan manusia, bukan skill yang dipelajari. Pengorganisasian
ini mempengaruhi makna yang dibentuk.
2. Prinsip-prinsip pengorganisasian:
- Principle of Proximity: Organisasi berdasarkan kedekatan elemen
- Principle of Similarity: Organisasi berdasarkan kesamaan elemen
- Principle of Objective Set: Organisasi berdasarkan mental set yang sudah terbentuk sebelumnyaPrinciple of Continuity: Organisasi berdasarkan kesinambungan pola
- Principle of Closure/ Principle of Good Form: Organisasi berdasarkan “bentuk yang sempurna”
- Principle of Figure and Ground: Organisasi berdasarkan persepsi terhadap bentuk yang lebih menonjol dan dianggap sebagai “figure”. Dimensi penting dalam persepsi figur dan obyek adalah hubungan antara bagian dan figure, bukan karakteristik dari bagian itu sendiri. Meskipun aspek bagian berubah, asalkan hubungan bagian-figure tetap, persepsi akan tetap. Contoh : perubahan nada tidak akan merubah persepsi tentang melodi.
- Principle of Isomorphism: Organisasi berdasarkan konteks.
APLIKASI
DAN IMPLIKASI TEORI GESTALT
Belajar
Proses
belajar adalah fenomena kognitif. Apabila individu mengalami proses belajar,
terjadi reorganisasi dalam perceptual fieldnya. Setelah proses belajar terjadi,
seseorang dapat memiliki cara pandang baru terhadap suatu problem.
Beberapa prinsip belajar yang penting, antara lain:
- Manusia bereaksi dengan lingkunganya secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional,sosial dan sebagainya.
- Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
- Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
- Belajar adalah perkembangan kearah diferensiasi ynag lebih luas.
- Belajar hanya berhasil, apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
- Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi membei dorongan yang mengerakan seluruh organisme.
- Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
- Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana yang diisi.
Belajar sangat menguntungkan untuk kegiatan memecahakan masalah. Hal ini nampaknya juga relevan dengan konsep teori belajar yang diawali dengan suatu pengamatan. Belajar memecahkan masalah diperlukan suatu pengamatan secara cermat dan lengkap. Kemudian bagaiman seseorang itu dapat memecahknan masalah mrnurut J. Dewey ada 5 upaya pemecahannya yakni:
- Realisasi adanya masalah. Jadi harus memehami apa masalahnya dan juga harus dapat merumuskan
- Mengajukan hipotesa, sebagai suatu jalan yang mungkin memberi arah pemecahan masalah.
- Mengumpulkan data atau informasi, dengan bacaan atau sumber-sumber lain.
- Menilai dan mencobakan usah pembuktian hipotesa dengan keterangan-keterangan yang diperoleh.
- Mengambil kesimpulan, membuat laporan atau membuat sesuatu dengan hasil pemecahan soal itu.
Insight
Pemecahan
masalah secara jitu yang muncul setelah adanya proses pengujian berbagai
dugaan/kemungkinan. Setelah adanya pengalaman insight, individu mampu
menerapkannya pada problem sejenis tanpa perlu melalui proses trial-error lagi.
Konsep insight ini adalah fenomena penting dalam belajar, ditemukan oleh
Koehler dalam eksperimen yang sistematis.
Memory
Hasil
persepsi terhadap obyek meninggalkan jejak ingatan. Dengan berjalannya waktu,
jejak ingatan ini akan berubah pula sejalan dengan prinsip-prinsip
organisasional terhadap obyek. Penerapan Prinsip of Good Form seringkali muncul
dan terbukti secara eksperimental. Secara sosial, fenomena ini juga menjelaskan
pengaruh gosip/rumor.
Pandangan
Gestalt cukup luas diakui di Jerman namun tidak lama exist di Jerman karena
mulai didesak oleh pengaruh kekuasaan Hitler yang berwawasan sempit mengenai
keilmuan. Para tokoh Gestalt banyak yang melarikan diri ke AS dan berusaha
mengembangkan idenya di sana. Namun hal ini idak mudah dilakukan karena pada
saat itu di AS didominasi oleh pandangan behaviorisme. Akibatnya psikologi gestalt
diakui sebagai sebuah aliran psikologi namun pengaruhnya tidak sekuat
behaviorisme.
Meskipun
demikian, ada beberapa hal yang patut dicatat sebagai implikasi dari aliran
Gestalt.
IMPLIKASI
GESTALT
Pendekatan
fenomenologis menjadi salah satu pendekatan yang eksis di psikologi dan dengan
pendekatan ini para tokoh Gestalt menunjukkan bahwa studi psikologi dapat
mempelajari higher mental process, yang selama ini dihindari karena abstrak,
namun tetap dapat mempertahankan aspek ilmiah dan empirisnya.
Pandangan
Gestalt menyempurnakan aliran behaviorisme dengan menyumbangkan ide untuk
menggali proses belajar kognitif, berfokus pada higher mental process. Adanya
perceptual field diinterpretasikan menjadi lapangan kognitif dimana
proses-proses mental seperti persepsi, insight,dan problem solving beroperasi.
Tokoh : Tolman dan Koehler.
Referensi
Brennan,
James F. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada
Sarwono,
S. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Press
Izin bertanya, untuk aspek teori gestalt apakah ada?
BalasHapus