Abad ke 19 adalah masa kebangkitan minat pada pengobatan yang lebih manusiawi terhadap orang-orang gila dan mereka yang terbelakang mental. Dengan munculnya kepedulian akan perawatan yang lebih layak bagi orang-orang yang punya masalah mental, semakin disadari perlunya kriteria unuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kasus – kasus ini. Pertama perlunya membedakan antara orang gila dan orang terbelakang mental. Orang gila menampilkan gangguan – gangguan emosi yang kadang kala disertai oleh penurunan daya intelektual dari tingkat yang semula normal sedangkan orang terbelelakang mental pada dasarnya ditandai oleh adanya kerusakan intelektual sejak lahir atau semasa kecil. Pernyataan Eksplisit pertama mengenai perbedaan ini akan dijumpai pada karya Esquirol, dokter asal prancis, yang diterbitkan tahun 1939 dengan menghabiskan lebih dari 100 halaman.
Sumbangan yang sangat penting yang diberikan juga diberikan oleh seorang Dokter Prancis, Seguin, yang merintis pelatihan orang – orang dengan keterbelakangan mental dan monolak pandangan umum bahwa orang – orang yang terbelakang mental tidak dapat disembuhkan. Pada tahun 1837 dia mendirikan sekolah pertama pendidikan anak-anak dengan kelatarbelakangan mental. Pada tahun 1848 dia berimigrasi ke AS dan disana gagsan ditermia orang . bnyak teknik pelatihan panca indra dan pelatihan otot yang selanjutnya diterapkan dalam lembaga-lembaga untuk orang –orang dengan kelatarbelakangan mental. Sejumlah cara yang dikembangkan oleh seguin untuk maksud ini pada akhirnya dimasukkan ke dalam tes-tes intekigensi dan verbal atau tes-tes inteligensi tentang kinerja seseorang.
Lebih dari 1 abad setelah karya Dokter Prancis itu, Psikolog Prancis , Alfred Binet mendesak agar anak – anak yang gagal memberikan respon pada sekolah yang normal yang diperikasa sebelum pulang sekolah dan, jika dianggap bisa di didik anak-anak itu ditempatkan pada kelas-kelas yang khusus. Biner mendorong Ministry of Public Instruction untuk mengambil langkah memperbaiki kondisi anak-anak tebelakang. Hasilnya adalah terbentuknya komisi pada tingkat kementrian untuk studi atas anak-anak terbelakang, tempat biner ditugaskan. Penugasan ini adalah peristiwa besar dalam sejarah tes Psikologis.
Psikolog – Psikolog Eksperimental Pertama
Awal abad 19, tujuan utama para psikolog pada masa itu adalah perumusan deskripsi umum tentang perilaku manusia, focus perhatian adalah keseragaman bukannya perbedaan perilaku. Perbedaan – perbedan individu diabaikan atau diterima sebagai sesuatu yang buruk, yang membatasi penerapan generalisasi. Faktanya tiap individu beraksi secara berbeda dari orang lain ketika diamati dalam kondisi-kondisi serupa , dianggap sebagai bentuk kesalahan
Masih ada cara lain yang ditempuh psikolog eksperimental abad ke 19 untuk mempengaruhi jalannya gerakan pengetesan . eksperimen-ekperimen abad ke 19 untuk memengaruhi jalannya gerakan pengetesan. Eksperimen-eksperimen psikologis awal menunjukkan kebutuhan akan kendali yang ketat atas kondisi observasi
Sumbangan Francis Galton
Pakar biologi Inggris, Francis Galton,adalah orang yang bertanggung jawab atas peluncuran gerakan tes. Factor pemersatu dalam pelbagai aktivitas penelitian atas hereditas, Galton menyadari perlunya mengukur ciri-ciri orang yang masih punya hubungan keluarga dan yang tidak mempunyai hubungan keluarga.dengan perspektif ini,Dalton membantu mendoroong sejumlah lembaga pendidikan menyelenggarakan pencatatan anthroprometris sitematis tentang siswa-siswa mereka. Pada international eksposition 1884 dia juga mendirikan laboratorium anthroprometis. Dalton yakin bahwa tes-tes pembedaan indriawi biasa beerfungsi sebagai sarana untuk mengukur kecerdasan seseorang. Dalam hal ini ia dipengaruhi oleh sebagian oleh teori-teori Locke. Galton meulis :
Satu-satunya informasi yang sampai pada kita sehubungan dengan peristiwa-peristiwa eksternal tampaknya melewati celah indra kita; dan semakin perspektif indra-indra itu akan perbedaan, semakin besarlah bidang yang menjadi terapan bagi penilaian dan inteligensi kita.
Galton juga merintis penerapan metode skala pemeringkatan dan kusioner, dan juga penggunaan teknik asosiasi bebas yang selanjutnya diterapkan ke beragam tujuan . sumbangan lain galton adalah pada pengembangan metode statistic untuk menganalisis data tentang perbedaan-perbedaan individu. Dengan cara itu,dia memperluas aplikasi prosedur ststistik ke analisis data tes.
Catell dan “Tes – Tes Mental” Awal
James Mc Keen Catell, psikolog Amerika, mendudukki tempat penting dalam tes Psikologi. Karyanya, mempertemukan ilmu psikologi eksperimental yang baru didirikan dan gerakan tes yang lebih baru. Demi meraih doktornya di Leipzig, ia menyelesaikan distertasi tentang waktu reaksi, di bawah pengarahan Wundt.
Dalam artikelnya tahun 1890, istilah “tes mental” digunakan untuk pertama kalinya dalam literature psikologi. Artikel ini memaparkan rangkaian tes yang diselenggarakan tiap tahun bagi mahasiswa dalam upaya menentukan tingkat intelektual. Dalam pilihan tes-tesnya, catell punya pandangan sama dengan Galton bahwa ukuran fungsi-fungsi intelektual bisa diperoleh melalui tes – tes pembedaan indriawi dan waktu reaksi. Kelebih-sukaan Catell terhadap tes-tes semacam ini juga di dukung oleh fakta bahwa fungsi-fungsi sederhana dapat di ukur secara tepat dan akurat, sedangkan pengembangan ukuran objektif untuk fungsi – fungsi lebih kompleks pada waktu itu tampak sebagai pekerjaan yang sia –sia
Tes- tes Catell lazim ditemukan dalam sejumlah rangkaian tes yang dikembangkan selama dasawarsa terkhir abad ke 19. Dalam artikel yang diterbitkan di prancis pada tahun 1895, Binet dan Henri mengkritik sebagian besar rangkaian tes karena terlalu indriawi dan terlalu berkonsentrasi pada kemampuan-kemampuan yang sederhana dan terspelisiasi. Mereka berpendapat bahwa, dalam pengukuran fungsi – fungsi yang lebih kompleks, sebenarnya tidak diperlukan presisi tingkat tinggi, karena perbedaan individu – individu lebih besar dalam fungsi – fungsi ini.
Binet dan Munculnya Tes-Tes Kecerdasan
Setelah sekian lama melakukan penelitian dan banyak pendekatan telah dicoba , hasilnya menimbulkan keyakinan makin besar bahwa pengukuran yang langsungmeskipun kasar atas fungsi – fungsi intelektual yang kompleks membawa harapan yang sangat besar. Pada tahun 1904, Mentri Pengajaran Umum menugaskan Binet ke komisi yang sudah disebut sebelumnya guna mempelajariprosedur untuk anak yang terbelakang. Dalam kaitan dengan sasaran – sasaran komisi ilmiah, Binet dalam kerja sama dengan Simon, minyiapkan Skala Binet – Simon yang pertama.
Skalai ini yang dikenal sebagai skala 1905, terdiri dari 30 masalah atau tes yang diatur dalam urutan tingkat kesulitan yang makin tinggi. Skala 1905 disajikan sebagai instrumentpermulaan dan tentative, dan tak satupun metode objektif yang akurat untuk menghitung skor total dirumuskan.
Pada skala kedua, atau skala1908, jumlah tes ditingkatkan lagi, sejumlah tes yang tidak memuaskan dari skala terdahulu dihapus, dan semua tes dikelomokkan ke dalam tingkatan umur atas dasar kinerja dari 300 anak normal berusia antara 3-13 tahun.
Revisi ketiga atas skala Binet – Simon muncul pada tahun 1991, tahun meniggalnya Binet pada usia yang masih muda. Dalam skala ini, tak dilakukan perubahan fundamental. Hanya adalah revisi kecil dan relokasi atau tes – tes khusus. Lebih banyak tes ditambahkan ke beberapa tingkat usia, dan skala ini diperluas sampai pada level orang dewasa
Tes Kelompok
Tes – tes Binet, beserta semua revisinya, adalah skala individu. Artinya tes – tes itu bisa diadakan hanya untuk satu orang. Ciri khas lain jenis tes binet ini adalah bahwa tes ini membutuhkan penguji tes yang amat terlatih. Tes ini pada awalnya dikembangkan untuk memnuhi kebutuhan praktis. Ketika PD 1 tes ini hanyalah digunakan pada bidang kemiliteran tetapi setelah PD 1, tes – tes ini barulah menyebar ke anggota sipil.
Tes Bakat
Meskipun tes – tes inteligensi pada awalnya dirancang untuk mengukur berbagai fungsi dalam rangka memperkirakan tingkat intelektual umum individu. Aplikasi praktis atas sejumlah tes menunjukkan perlunya tes multibakat(multiple aptitude test), sedangkan perkembangan serupa pada penelitian penggolongan sifat kepribadian(trait organization) secara bertahap memberikan sarana untuk menyusun tes semacam itu.
Sumbangan analisis factor telah menunjukkan adanya sejumlah factor atau ciri bawaan (trait) yang relative independensejumlah factor ini dalam proposisi yang berbeda, terdapat dalam tes – tes inteligensi tradisional
Salah satu hasil praktis utama dari analisis factor adalah perkembangan kumpulan tes multibakat . semua kumpulan tes ini dirancang mampu mengukur keberadaan seseorang menurut masing-masing dari kelompok sifat.
Tes – tes prestasi yang dibakukan
Tahun 1845 merupakan satu langkah penting yang dilakukan oleh sekolah-sekolah negri boston, ketika ujian tertulis menggantikan introgasilisan terhadap para siswa oleh para penguji yang dating ke sekolah – sekolah itu. Setelah peralihan abad ini, tes standar pertama untuk mengukur hasi pengajaran sekolah mulai muncul. Dipelopori oleh adanya karya E.L Thorndike, tes-tes ini memakai prinsip – prinsip pengukuran yang dikembangkan dalam laboratorium psikologis.
Pada saat yang sama, bukti terkumpul mengenai tidak adanya kesepakatan di kalangan guru-guru dalam menilai tes – tes esai. Pada tahun 1930, diterima luas bahwa tes – tes esai tidak hanya menghabiskan waktu lebih banyak bagi para penguji dan orang yang di uji melainkan juga mencapai hasil – hasil yang kurang dapat diandalkan disbanding saoal – soal objektif jenis baru. Dasawarsa 1930 an juga merupakan awal munculnya mesin-mesin yang bisa memberikan scor pada tes, sehingga tes – tes objektif jenis baru bisa segera di adaptasikan.
Penyusunan program tes nasional, regional, dan Negara bagian adalah perkembangan parallel lain. Pada tahun 1947, fungsi – fungsi tes CEEB (College Entrance Examinination Board) digabungkan dengan fungsi – fungsi pengetesan Carnegie Corporation dan American Council on Education untuk membentuk Educational Testing Service (ETS). Yang mengambil tanggung jawab atas program – program tes yang makin banyak atas nama universitas, sekolah – sekolah professional, lembaga pemerintah dan lembaga lainnya.
Tes – tes prestasi digunakan tidak hanya untuk maksud pendidikan, tetapi juga untuk menyeleksi para pelamar pekerjaan industry dan pemerintahan.
Penilaian Kepribadian
Printis awal tes ini diilustrasikan oleh pengguanaan Kraeppelin atas tes asosiasi bebas terhadap pasien – pasien psikiatris. Kraeplin (1892) juga menggunakan teknik ini untuk mempelajari dampak psikologis dari keletihan, lapar, dan obat bius. Ia menyimpulkan bahwa semua hal ini meningkatkan frekuensi relative asosiasi semu-semu. Sommer (1894), yang juga menulis selama dasawarsa terakhir dari abad ke 19, menyarankan bahwa tes-tes asosiasi bebas bisa digunakan untuk memilah-milah sejumlah bentuk gangguan mental. Harus disebut juga disini karya – karya Galton, Pearson, dan Catell dalam pengembangan kuesioner standar dan teknik-teknik penentuan peringkat. Meskipun asalnya dirancang untuk maksud-maksud lain, prosedur-prosedur ini akhirnya digunakan oleh orang lain untuk menyusun sebagian tes kepribadian yang paling umum dewasa ini
Prototype kuesioner kepribadian, atau daftar pengenalan dir adalah Lembar Data Pribadi yang disusun oleh Woodworth selama PD 1. Tes ini dirancang sebagai peranti penyaring dasar untuk mengidentifikasi orang – orang yang terganggu secara serius, yang akan dikeluarkan dari dinas militeer.
Pendekatan lain terhadap pengukuran kepribadian adalah melalui aplikasi tes kinerja dan situasi. Teknik – teknik proyektif mewakili pendekatan ketiga terhadap telaah kepribadian dan merupakan pendekatan yang menunjukkan pertumbhan luar biasa, terurama dikalangan psikologi klinis.