Psikotes adalah sebuah alat tes yang disusun sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu memprediksi kemampaun (abilities) seseorang. Psikotes atau istilah yang sering kita dengar sebagai tes IQ digunakan untuk mengukur kemampuan intelegensi. Tes IQ sebenarnya tidak bisa mengukur kemampuan secara utuh dan hasilnyapun tidak berlaku selamanya. Angka kecerdasan seseorang “terkadang” pada posisi tetap, tetapi dapat pula berubah. Ini dikarenakan tes IQ yang ada kemungkinan bias (tidak mengukur apa yang diharapkan), atau karena peserta tes sudah pernah mengerjakan sebelumnya (familiar). Menurut ahli psikologi; Gardner, banyak aspek yang tidak dapat diungkap oleh tes IQ, sehingga penggunaan tes tersebut untuk mengukur aspek tertentu kurang bisa diandalkan. Itu sebabnya dalam sebuah perusahaan biasanya akan digunakan berbagai macam tes yang saling melengkapi (complement) untuk mendapatkan karyawan yang betul-betul diharapkan.
Ada dua pendapat mengenai intelegensi, yaitu dari segi psikometri yang mengatakan bahwa intelegensi menitikberatkan pada faktor statistik dan biologi. Kalangan ini menyatakan bahwa intelegensi lebih banyak dipengaruhi oleh sifat bawaan dan genetis. Yang kedua dari kalangan ekologis yang menitikberatkan pada faktor lingkungan mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang.
Intelegensi juga sering didefenisikan sebagai kemampuan untuk berpikir dan bernalar secara kompleks. Fakta yang sudah diketahui bahwa penalaran kompleks itu sangat tergantung dari situasi dan lingkungan. Misalnya, seseorang yang sangat genius di pasar modal bisa saja tidak mampu bermain musik, meskipun keduanya aktivitas mental yang sama. David Wechsler (1939) mendefenisikan kecerdasan sebagai kumpulan kapasitas seseorang untuk bereaksi searah dengan tujuan, berpikir rasional, dan mengelolah lingkungan secara efektif. Dia mengembangkan sebuah alat tes bernama Wechsler intelligence Scale, yang hingga saat ini masih digunakan dan dipercaya sebagai skala kecerdasan universal. Sebelumnya, Jl. Stockton (1921) mengatakan kecerdasan adalah kemampuan untuk mempengaruhi proses memilih yang berprinsip pada kesamaan (similarities).
Masih banyak defenisi lain mengenai kecerdasan/intelegensi oleh para ahli psikologi yang berbeda satu sama lain, tergantung darimana ahli itu memandang intelegensi. Teori-teori intelegensi yang berbeda ini membuat tes intelegensi juga sangat beragam. Penggunaannya tergantung pada kebutuhan apa yang hendak diukur, disesuaikan dengan jenis pekerjaan/aktivitas yang akan dibebankan. Tetapi pada umumnya, tes intelegensi mengukur hal-hal seperti di bawah ini:
Ada dua pendapat mengenai intelegensi, yaitu dari segi psikometri yang mengatakan bahwa intelegensi menitikberatkan pada faktor statistik dan biologi. Kalangan ini menyatakan bahwa intelegensi lebih banyak dipengaruhi oleh sifat bawaan dan genetis. Yang kedua dari kalangan ekologis yang menitikberatkan pada faktor lingkungan mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang.
Intelegensi juga sering didefenisikan sebagai kemampuan untuk berpikir dan bernalar secara kompleks. Fakta yang sudah diketahui bahwa penalaran kompleks itu sangat tergantung dari situasi dan lingkungan. Misalnya, seseorang yang sangat genius di pasar modal bisa saja tidak mampu bermain musik, meskipun keduanya aktivitas mental yang sama. David Wechsler (1939) mendefenisikan kecerdasan sebagai kumpulan kapasitas seseorang untuk bereaksi searah dengan tujuan, berpikir rasional, dan mengelolah lingkungan secara efektif. Dia mengembangkan sebuah alat tes bernama Wechsler intelligence Scale, yang hingga saat ini masih digunakan dan dipercaya sebagai skala kecerdasan universal. Sebelumnya, Jl. Stockton (1921) mengatakan kecerdasan adalah kemampuan untuk mempengaruhi proses memilih yang berprinsip pada kesamaan (similarities).
Masih banyak defenisi lain mengenai kecerdasan/intelegensi oleh para ahli psikologi yang berbeda satu sama lain, tergantung darimana ahli itu memandang intelegensi. Teori-teori intelegensi yang berbeda ini membuat tes intelegensi juga sangat beragam. Penggunaannya tergantung pada kebutuhan apa yang hendak diukur, disesuaikan dengan jenis pekerjaan/aktivitas yang akan dibebankan. Tetapi pada umumnya, tes intelegensi mengukur hal-hal seperti di bawah ini:
- Linguistik verbal, yaitu kemampuan untuk membaca dan menulis
- Numerik, yaitu kecerdasan yang berhubungan dengan angka atau matematika
- Spasial, yaitu kecerdasan yang berhubungan dengan kreativitas seperti kesenian, desain, pengenalan pola, peta dan lain-lain.
- Kecerdasan fisik, yaitu kecerdasan yang berhubungan dengan kemapuan fisik seperti olahraga.
- Lingkungan/natural, yaitu kecerdasan yang dimiliki oleh orang yang mampu berhubungan dengan alam seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang.
- Interpersonal, yaitu kecerdasan yang dimiliki oleh orang yang mampu berbicara dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.
- Intrapersonal, yaitu kecerdasan mengelolah emosi (emotional intelligence), kemampuan seseorang untuk mengendalikan dan mengatur dirinya sendiri.
- Kecerdasan musical, adalah kecerdasan pada seni musik mencipta, merasa, dan memahami pesan dari sebuah musik.
Tags
Tips Psikologis
"Mengenal Lebih Jauh Tes Intelegensi dan Psikotes" "Know More Intelligence tests and psychological test" Good blog, bartering links, chat box, follow http://stikeshealthnurse.blogspot.com http://healthyhumanhealth.blogspot.com
BalasHapusSorry Promotion:
chat prancis: http://www.linkstoxx.com/invite-accept.php?profile_id=12613
chat dollar: http://birejji.com/index.php?key=51219 Thank
can you share sir/miss a program about 'test intelligence' or test iq about all kind of test above??
BalasHapuspetruspakpahan@yahoo.com