Apakah ada hubungan yang erat antara cinta dan aktivitas seksual pra-nikah? Menurut asumsi saya, sangat berkaitan erat. Terlepas dari hubungan seksual itu adalah sebuah kecelakaan (hubungan seksual yang tidak diinginkan/pemerkosaan). Bahkan hubungan seksual suka-sama sukapun selalu dialihkan sebagai sebuah kecelakaan.
Mengamati perubahan budaya, hubungan seksual pranikah yang lakukan oleh sepasang “kekasih” dianggap bukan lagi sebuah aib. Suatu pergeseran nilai yang sangat ekstrem. Nilai-nilai agama dan budaya jelas-jelas menolak, tetapi budaya dan agama tidak lagi mampu memberikan sanksi, karena sudah dianggap ketinggalan zaman. Orang-orang yang masih memegang nilai-nilai ini dianggap sebagai orang ortodoks, kolot, tidak mau menerima perubahan.
Apakah “cinta” sepasang kekasih selalu identik dengan hubungan seksual? Secara psikologis, orang-orang yang mengidentikkkan cinta dan hubungan seksual, adalah orang-orang yang mengalami “sakit” secara psikologis. Cinta adalah sebuah pengorbanan, ekspresi kasih sayang, penghargaan yang tertinggi seorang insan ke insan lainnya. Apakah hubungan seksual adalah sebuah penghinaan? Hubungan seksual yang sehat (hubungan dengan ikatan yang jelas/pernikahan) adalah ekspresi kasih sayang itu sendiri, sebagai nafkah seorang suami atau istri dan sebaliknya, dan untuk menjaga kehormatan serta penghargaan terhadap hubungan suami istri. Dia adalah unsur kebahagiaan dalam sebuah rumah tangga.
Berbeda jika hubungan seksual itu dilakukan tanpa ikatan yang kuat (pacaran). Mungkin disini, tidak usah dijelaskan seberapa kuat ikatan sebuah “pacaran” itu. Dia adalah ikatan yang rapuh, dan masih terbatas oleh nilai-nilai budaya dan agama. Dia adalah hubungan yang tidak resmi, dalam bahasa hukumnya, hubungan yang illegal. Hubungan seksual yang dilakukan pada saat pacaran adalah sebuah penghinaan (bahkan korbannya selalu berdalih itu adalah sebuah kecelakaan untuk menutupi rasa sakit/malu), dia bukanlah ekspresi rasa sayang, tapi ekspresi nafsu yang merusak. Kata Freud, dia adalah insting thanatos (insting kematian).
Apa yang membedakan antara hubungan seksual karena cinta atau karena nafsu? Yang membedakannya adalah rasa kepuasan (bukan kepuasan pada saat hubungan seksual), tetapi kepuasan batin yang di peroleh selepas melakukan aktivitas tersebut. Tidak mungkin ada kepuasan pada hubungan seksual pranikah, yang ada hanyalah penyesalan, rasa takut, dan was-was menerima aib (apalagi budaya dan agama masih kuat). Mungkin perlu dicatat disini bahwa, seseorang yang sudah keseringan melakukan hubungan seksual pra-nikah, rasa penyesalan, dan rasa malu itu sudah hilang, seiring dengan berubahnya pandangan dan pemikiran kearah yang “sakit” secara psikologis.
Cinta adalah sebuah kata yang agung. Aktivitas yang dilakukan atas nama cinta, akan memberikan kebahagiaan dan hasilnya adalah kepuasan, bukan penyesalan. Dia adalah eros (kehidupan), kata Freud.
Sudah seyogyanya orang yang sakit adalah berobat, bukan menyebarkan virus kematian dengan alasan-alasan yang “sakit”. Tidak ada orang gila yang mengaku dirinya gila, kalau dia sadar dirinya gila, berarti dia sudah sembuh. Jika masih dalam keadaan sehat, jagalah dia, sebelum jatuh kelembah yang dalam, lembah yang tidak ada jalan keluar, kecuali penerimaan yang ikhlas dari orang-orang yang ikhlas.
Harga dirimu begitu berarti, semahal kehidupan itu sendiri. Jalanilah hidup dengan penuh cinta yang sehat...
wow keren se7 banget tuh...
BalasHapus