Apakah benar pria dan wanita benar-benar berbeda? Ulasan dibawah ini memberikan ulasan secara ringkas dan fakta-fakta serta penelitian ilmiah tentang perbedaan itu. Perbedaan itu dapat dilihat dari pandangan biologis, fisiologis, psikologis dan fungsi sosial.
Ditinjau dari perkembangan fisik, terdapat perbedaan yang jelas antara pria dan wanita dalam rata-rata tinggi badan, organ genetalia, payudara, kumis, dan pola-pola pertumbuhan rambut (termasuk kebotakan). Selain itu pria dan wanita memiliki perbedaan fisiologis yang bersifat internal dan substansial. Sebagai contoh pria dan wanita memiliki tingkat hormonal yang mempengaruhi variasi ciri-ciri biologis seperti kesuburan.
Meskipun secara fisik pria cenderung lebih kuat dibandingkan wanita, wanita sejak bayi hingga dewasa memiliki daya tahan lebih kuat dibandingkan wanita, baik itu daya tahan akan rasa sakit dan daya tahan terhadap penyakit. Anak laki-laki lebih rentan terhadap berbagai jenis penyakit dan cacat dibandingkan wanita. Selain itu, secara neurologis anak perempuan lebih matang dibandingkan anak laki-laki sejak lahir hingga masa remaja, dan pertumbuhan fisiknya pun lebih cepat. Wanita cenderung hidup lebih lama daripada pria.
Menurut Sigmund Freud, “Anatomi adalah takdir”. Apakah perbedaan fisik pria dan wanita merupakan bukti bahwa perbedaan gender disertai juga perbedaan psikologis? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penting mengingat adanya kenyataan bahwa perbedaan pria dan wanita secara fisik dan fisiologis kerap mengecoh kita untuk selalu menggunakan faktor-faktor biologis sebagai dasar perbedaan antara pria dan wanita. Pria dan wanita memang terlihat berbeda dan memiliki organ-organ serta hormon-hormon seks yang berbeda, dan oleh karenanya ada anggapan bahwa pria dan wanita tentunya juga berbeda dalam cara masing-masing berpikir, bertindak, dan merasakan sesuatu; semua itu terutama disebabkan karena alasan biologis.
Freud berpendapat bahwa laki-laki memiliki superego ketika ia menyelesaikan Oedipus complex-nya dan menyusun kembali idenya untuk mengawini ibunya. Anak perempuan sejak awal tidak memiliki penis, mengembangkan suara yang lebih lemah. Penjelasan ini mungkin cocok sekali dengan prasangka yang dominan kala itu, pada saat itu Freud dan setiap orang mengetahui bahwa wanita kurang memiliki pemahaman mengenai keadilan dan bahwa penalarannya tidak sekuat pria. Namun sepanjang itu kita telah melihat bahaya dari penjelasan simpilistik dari yang bersifat biologis itu.
Umumnya, dalam pandangan sehari-hari (tidak ilmiah), wanita kerap dideskripsikan (dan menskripsikan dirinya) sebagai makhluk yang emosional, berwatak pengasuh, mudah menyerah, komunikatif, mudah bergaul, lemah dalam ilmu matematika, subjektif, pasif, mudah dipengaruhi, dan memiliki organ seks yang lebih rendah daripda pria. Pria dideskripsikan (dan mendeskripsikan dirinya) sebagaim makhluk yang rasional, mandiri, agresif, dominan, objektif, berorientasi pada prestasi, aktif, dan memiliki dorongan seks yang lebih kuat. Dalam sebuah studi yang besar tentang ini ditemukan dua hasil yang signifikan. Pertama, sebagian besar sepakat bahwa perbedaan antara pria dan wanita mencakup lebih dari 40 karakterisitik kepribadian. Kedua, bahwa baik pria maupun wanita menyatakan bahwa sebagian besar karakteristik “maskulin” lebih disukai dibandingkan karakteristik “feminim”.
Ada beberapa area dimana kita dapat menemukan perbedaan gender yang reliabel berkaitan dengan kemampuan psikologis, khususnya dalam area-area yang menyangkut kemampuan berpikir, persepsi, dan memori. Pada umumnya kaum pria (sejak kecil hingga dewasa) memperlihatkan kemampuan spasial yang lebih baik, sedangkan kaum wanita (sejak kecil hingga dewasa) menunjukkan kemampuan verbal yang lebih maju. Anak perempuan biasanya memulai berbicara pada usia yang lebih dini, cenderung memiliki perbendaharaan kata yang lebih banyak, umumnya memperoleh nilai tinggi di sekolah, dan mengerjakan tugas-tugas membaca dan menulis secara lebih baik dibandingkan laki-laki. Dilain pihak, anak laki-laki lebih mahir dalam mengerjakan tugas-tugas dan tes-tes yang mengukur kemampuas spasial, mengetahui lebih banyak mengenai geografi dan politik, dan sejak SMU memiliki kemampuan matematika yang lebih baik, meskipun perbedaan ini kecil.
Selain itu terdapat bukti mengenai perbedaan gender dalam mengekspresikan karakteristik bidang sosial, dalam hal ini agresi dan komunikasi. Dibandingkan wanita, anak laki-laki dan pria secara verbal dan fisik lebih agresif. Pria lebih banyak melakukan kejahatan. Dibandingkan pria, wanita lebih baik dalam melakukan komunikasi nonverbal, lebih sensitif terhadap tanda-tanda nonverbal, dan lebih ekspresif secara nonverbal. Perbedaan lain menyangkut kepribadian dan perilaku; seperti ketergantungan, kemudian dipengaruhi, dan pengasuhan, lebih sulit dibuktikan. Pria cenderung lebih berani mengambil tanggung jawab dalam kelompok, sedangkan wanita lebih menaruh perhatian dan terlibat dalam pengasuhan anak. Meskipun demikian, sesungguhnya terjadi cukup banyak tumpangtindih; ternyata ada banyak pria yang bersifat mengasuh dan ada banyak wanita yang memiliki sifat mandiri. Ada beberapa bukti yang mendukung perbedaan ini, namun ada beberapa bukti lain yang memperlihatkan bahwa perbedaan itu tidak terlalu banyak.
Sumber:Friedman, Howard S & Schustack, Miriam W. 2006. Kepribadian, Teori Klasik dan Riset Modern; Edisi Ketiga: Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Ditinjau dari perkembangan fisik, terdapat perbedaan yang jelas antara pria dan wanita dalam rata-rata tinggi badan, organ genetalia, payudara, kumis, dan pola-pola pertumbuhan rambut (termasuk kebotakan). Selain itu pria dan wanita memiliki perbedaan fisiologis yang bersifat internal dan substansial. Sebagai contoh pria dan wanita memiliki tingkat hormonal yang mempengaruhi variasi ciri-ciri biologis seperti kesuburan.
Meskipun secara fisik pria cenderung lebih kuat dibandingkan wanita, wanita sejak bayi hingga dewasa memiliki daya tahan lebih kuat dibandingkan wanita, baik itu daya tahan akan rasa sakit dan daya tahan terhadap penyakit. Anak laki-laki lebih rentan terhadap berbagai jenis penyakit dan cacat dibandingkan wanita. Selain itu, secara neurologis anak perempuan lebih matang dibandingkan anak laki-laki sejak lahir hingga masa remaja, dan pertumbuhan fisiknya pun lebih cepat. Wanita cenderung hidup lebih lama daripada pria.
Menurut Sigmund Freud, “Anatomi adalah takdir”. Apakah perbedaan fisik pria dan wanita merupakan bukti bahwa perbedaan gender disertai juga perbedaan psikologis? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penting mengingat adanya kenyataan bahwa perbedaan pria dan wanita secara fisik dan fisiologis kerap mengecoh kita untuk selalu menggunakan faktor-faktor biologis sebagai dasar perbedaan antara pria dan wanita. Pria dan wanita memang terlihat berbeda dan memiliki organ-organ serta hormon-hormon seks yang berbeda, dan oleh karenanya ada anggapan bahwa pria dan wanita tentunya juga berbeda dalam cara masing-masing berpikir, bertindak, dan merasakan sesuatu; semua itu terutama disebabkan karena alasan biologis.
Freud berpendapat bahwa laki-laki memiliki superego ketika ia menyelesaikan Oedipus complex-nya dan menyusun kembali idenya untuk mengawini ibunya. Anak perempuan sejak awal tidak memiliki penis, mengembangkan suara yang lebih lemah. Penjelasan ini mungkin cocok sekali dengan prasangka yang dominan kala itu, pada saat itu Freud dan setiap orang mengetahui bahwa wanita kurang memiliki pemahaman mengenai keadilan dan bahwa penalarannya tidak sekuat pria. Namun sepanjang itu kita telah melihat bahaya dari penjelasan simpilistik dari yang bersifat biologis itu.
Umumnya, dalam pandangan sehari-hari (tidak ilmiah), wanita kerap dideskripsikan (dan menskripsikan dirinya) sebagai makhluk yang emosional, berwatak pengasuh, mudah menyerah, komunikatif, mudah bergaul, lemah dalam ilmu matematika, subjektif, pasif, mudah dipengaruhi, dan memiliki organ seks yang lebih rendah daripda pria. Pria dideskripsikan (dan mendeskripsikan dirinya) sebagaim makhluk yang rasional, mandiri, agresif, dominan, objektif, berorientasi pada prestasi, aktif, dan memiliki dorongan seks yang lebih kuat. Dalam sebuah studi yang besar tentang ini ditemukan dua hasil yang signifikan. Pertama, sebagian besar sepakat bahwa perbedaan antara pria dan wanita mencakup lebih dari 40 karakterisitik kepribadian. Kedua, bahwa baik pria maupun wanita menyatakan bahwa sebagian besar karakteristik “maskulin” lebih disukai dibandingkan karakteristik “feminim”.
Ada beberapa area dimana kita dapat menemukan perbedaan gender yang reliabel berkaitan dengan kemampuan psikologis, khususnya dalam area-area yang menyangkut kemampuan berpikir, persepsi, dan memori. Pada umumnya kaum pria (sejak kecil hingga dewasa) memperlihatkan kemampuan spasial yang lebih baik, sedangkan kaum wanita (sejak kecil hingga dewasa) menunjukkan kemampuan verbal yang lebih maju. Anak perempuan biasanya memulai berbicara pada usia yang lebih dini, cenderung memiliki perbendaharaan kata yang lebih banyak, umumnya memperoleh nilai tinggi di sekolah, dan mengerjakan tugas-tugas membaca dan menulis secara lebih baik dibandingkan laki-laki. Dilain pihak, anak laki-laki lebih mahir dalam mengerjakan tugas-tugas dan tes-tes yang mengukur kemampuas spasial, mengetahui lebih banyak mengenai geografi dan politik, dan sejak SMU memiliki kemampuan matematika yang lebih baik, meskipun perbedaan ini kecil.
Selain itu terdapat bukti mengenai perbedaan gender dalam mengekspresikan karakteristik bidang sosial, dalam hal ini agresi dan komunikasi. Dibandingkan wanita, anak laki-laki dan pria secara verbal dan fisik lebih agresif. Pria lebih banyak melakukan kejahatan. Dibandingkan pria, wanita lebih baik dalam melakukan komunikasi nonverbal, lebih sensitif terhadap tanda-tanda nonverbal, dan lebih ekspresif secara nonverbal. Perbedaan lain menyangkut kepribadian dan perilaku; seperti ketergantungan, kemudian dipengaruhi, dan pengasuhan, lebih sulit dibuktikan. Pria cenderung lebih berani mengambil tanggung jawab dalam kelompok, sedangkan wanita lebih menaruh perhatian dan terlibat dalam pengasuhan anak. Meskipun demikian, sesungguhnya terjadi cukup banyak tumpangtindih; ternyata ada banyak pria yang bersifat mengasuh dan ada banyak wanita yang memiliki sifat mandiri. Ada beberapa bukti yang mendukung perbedaan ini, namun ada beberapa bukti lain yang memperlihatkan bahwa perbedaan itu tidak terlalu banyak.
Sumber:Friedman, Howard S & Schustack, Miriam W. 2006. Kepribadian, Teori Klasik dan Riset Modern; Edisi Ketiga: Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Tags
Psikologi Gender
jadi wanita otak verbal lebih besar volumenya jadi lebih bawel dari pada pria ok
BalasHapusmakasih gan atas infonya
BalasHapusmantap kali gan ilmunya
BalasHapus