Diawali
oleh adanya pandangan dan keraguan tentang pengukuran inteligensi melalui tes
Binet (1937) sebagai pendahulu dalam tes inteligensi. Menurut Wechsler: tes
Binet memiliki keterbatasan dalam penggunaannya, khususnya dalam pengukuran
inteligensi untuk orang dewasa sehingga perlu adanya perluasan dalam pengukuran
inteligensi memerlukan item-item yang dapat diberikan tidak hanya pada kelompok
anak tetapi juga pada orang dewasa.
Dua
hal yang berbeda dengan para ahli
Pertama,
adanya konsep “point scale”, yaitu adanya penambahan nilai pada item-item yang
dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat serta pengukurannya mencakup
isi tertentu.
Kedua,
menambahkan adanya pengukuran performansi, yaitu pengukuran kemampuan yang
bersifat nonverbal serta kemampuan performansi terhadap tugas
Perkembangan Konstruksi:
- WPPSI :Usia dibawah 5 tahun
- WISC : Usia 5–15 tahun
- WBIS : Usia 10–65 tahun
- WAIS : revisi beberapa item dari beberapa subtes
SKALA
Terdiri
atas 11 seubtes yang mengukur kemampuan yang berbeda dn merupakan kombinasi
berbagai kecakapan (specific factor/ s. Faktor).
VERBAL
SCALE: ability to work with abstract verbal symbol ; perceptual skills included
(auditory)
Nilai kemampuan Verbal ini mengungkap tentang:
- Kemampuan bekerja dengan simbol-simbol abstrak
- Jumlah dan tingkat kebergunaan latar belakang pendidikan yang dimiliki individu
- Kemampuan memori verbal
- Kelancaran verbal.
Dan nilai intellegency ini cenderung lebih terpengaruh kultur atau budaya. Dan didalamnya terkandung beberapa pokok penilaian, yakni:
a. Informasi
- Menggali kemampuan menangkap instruksi
- Mengikuti perintah dalam persoalan
- Kecepatan dalam memberikan jawaban.
- luasnya pengetahuan, long-term memory
b. Pengertian
- Mengukur akal sehat (common sense)
- Penilaian terhadap situasi sosial (social judgment)
c. Hitungan
- Mengukur akal sehat (common sense)
- Penilaian terhadap situasi sosial (social judgment)
d. Persamaan
- Kemampuan mengolah persamaan dari dua hal
- Tingkat kemampuan berpikir abstraksi (konkrit, fungsional, abstrak), pembentukan konsep verbal
e. Rentangan angka
- Kemampuan memberikan jawaban secara verbal
- Menggali konsentrasi, attention span dan ingatan jangka pendek
f. Perbendaharaan kata
- Kemampuan memberikan jawaban secara verbal
- Kemampuan belajar dalam memanfaatkan pengetahuan tentang kata, luasnya perbendaharaan kata, daya ingat, pembentukan konsep dan kemampuan mendeskripsikan kata dalam susunan kalimat
PERFORMANCE
SCALE: ability to work in concrete situasion ; perceptual skills included
(visual)
Nilai Kemampuan Performansi Mengungkap tentang:
- Tingkat dan kualitas kontak nonverbal individu dengan lingkungan
- Kemampuan integrasi stimulus perseptual dengan respon motorik yang relevan
- Kapasitas bekerja dalam situasi konkrit
- Kemampuan bekerja cepat
- Kemampuan mengevaluasi informasi visuospasial
Didalam nilai kemampuan performance atau performance scales terdiri dari beberapa aspek penilaian yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Simbol angka.
- Kecermatan dalam mengamati data
- Kemampuan mempelajari persoalan yang tidak umum, visual-motor dexterity, associative learning, tingkat/derajat ketelitian dan kecepatan bekerja.
b. Melengkapi gambar.
- Kemampuan menghargai adanya ketidaksempurnaan dan menentukan hal yang tidak tampak.
- Kemampuan membedakan esensial-non esensial secara rinci, kemampuan konsentrasi, visual alertness, visual organization, visual memory.
c. Rancangan balok.
- Kemampuan mengamati dan menangkap tanda-tanda secara cermat.
- Daya nalar, analisa spatial relationship, integrasi fungsi visual dan motorik, nonverbal concept formation, abstract thinking
d. Mengatur gambar.
- Kemampuan mengamati persoalan secara menyeluruh dan kecermatan menangkap isi permasalahan.
- Kemampuan merencanakan yang mengacu pada hubungan sebab akibat, logika berpikir, nonverbal reasoning, kemampuan menginterpretasikan situasi sosial (memahami dan mengevaluasi)
e. Merakit objek.
- Kemampuan menangkap bagian secara cermat dan teliti
- Kemampuan mengamati part-whole relationship, perceptual organization, visual-motor organization
Dengan
mengetahui hasil tes diatas dapat diketahui tingkat kemampuan testee yang
terangkum dalam 11 (sebelas) macam kemampuan, akan diperoleh 2 (dua) macam
nilai (skala) intelegensi yaitu nilai intelegensi pada kemampuan verbal, dan
nilai intelegensi performance, untuk kemudian dijumlahkan sehingga ditemukan
nilai intelegensi total.
Skala
inteligensi WAIS-R merupakan versi skala WAIS terakhir yang diterbitkan oleh
The Psychological Corporation pada tahun 1981. Skala ini terdiri dari 11 (sebelas)
sub-tes yang dimaksudkan untuk mengukur berbagai macam yang berbeda pada setiap
bagian sub-tesnya. Tidak satu sub-tespun yang dimaksudkan sebagai ukuran murni
terhadap kemampuan intelektual tapi masingmasing merupakanbagian dari suatu
kombinasi berbagai kecakapan.
ITEM-ITEM
TES
Subtes 1: Information
- Luas pengalaman
- Luas wawasan/pengetahuan
- Daya simpan (retention) Minat terhadap lingkungan sekitar
- Daya ingat (long term memory)-remote memory
- Latar belakang budaya
Subtes 2: Comprehension
- Akal sehat
- Judgement praktis terhadap situasi social
- g moderat Stabilitas emosi melalui cara Menjawab
Subtes 3: Digit Span
- Atensi
- Konsentrasi
- Short term memory (immediate auditory Anxiety memory)
- Tidak mengukur g factor
Subtes 4: Arithmetic
- Kemampuan konsentrasi
- Daya nalar hitung
- School learning
- g moderat
- Minat hitungan, motivasi, keyakinan memecahkan masalah, keterampilan menghitung, pengetahuan berhitung.
Subtes 5: Similarities
- Berpikir abstrak (konkrit, fungsional,abstrak/logik)
- Formasi konsep verbal Cara menelaah masalah (praktis, kegunaan, simbolik/abstrak)
- g moderat
Subtes 6: Vocabulary
- Pengetahuan perbendaharaan kata
- Latar belakang pendidikan, Rentang gagasan, Pengalaman masa anak dirumah dan di sekolah
- Konsep formasi
- Kemampuan deskripsi kata
- g factor yang paling baik
Subtes 7: Picture Arrangement
- Kemampuan mengamati keseluruhan
- Kecermatan menangkap isi persoalan, kemampuan merencanakan/planning ability
- Kepekaan sosial dan interpersonal content
- Mengerti hubungan sebab akibat hubungan sosial (non verbal)
- Reasoning
- g factor yang paling baik untuk kelompok Performance
Subtes 8: Picture Completion
- Kemampuan membedakan hal esensial
- Daya konsentrasi visual
- Visual alertness
- Persepsi, kognisi, jugement, penundaan impuls, pengalaman kontak lingkungan
- Visual organization Visual memory
- Tidak ada g
Subtes 9: Block Design
- Kemampuan mengamati tanda dengan cermat
- Analisa spatial relationship
- Nonverbal concept formation
- Keinginan berprestasi dan kemampuan membedakan
- bstract reasoning
- Integrasi fungsi visual motorik
- Konsentrasi moderat
Subtes 10: Object Assembly
- Kemampuan menangkap part-whole relationship
- Perceptual organization
- Analisa visual
- Keinginan untuk produktif
- Kemampuan konstruktif
- Tidak ada g
Subtes 11: Digit Symbol
- Kemampuan mempelajari persoalan umum
- Visual motor speed (Dexterity)
- Pengalaman tugas komprehensif, keterampilan tangan dalam bekerja, motivasi belajar
- Ketelitian
- Kecepatan
- Tidak ada g
Dua
subtes tambahan (khusus) pada WISC
a.
Subtes Mazes
Subtes
ini berisi 8 maze, dua yang pertama diberikan hanya pada anak usia dibawah 8
atau yang lebih tua dengan mengalami gangguan mental. Subtes ini berdasar pada
konsep bahwa kemampuan untuk merencanakan kedepan dan bergerak secara akurat
dapat diprediksikan melalui kertas yang berisi maze.
Kelebihan
tes ini adalah subtes tidak menggunakan kata-kata (non verbal), anak-anak
merasa seperti bermain dalam subtes ini. Sementara kekurangannya subtes ini
kurang terstandarisasi sebagai bagian dari WISC. Korelasi dengan skor total
agak kurang.
b.
Subtes coding
Subtes
ini menuntut anak untuk menemukan symbol yang sama dan memberikan tanda yang
sesuai pada kotak kosong yang disediakan. Tes ini berdasar pada konsep bahwa
kemampuan untuk mempelajari symbol dan bentuk atau simbol dan angka, juga untuk
mengkreasi ulang kombinasi ini dengan kertas dan pensil dalam limit waktu
adalah salah satu criteria intelegensi.
Subtes
ini mengukur visual motor dexterity (ketangkasan/kecekatan visual motor). Juga
kemampuan untuk menyerap material baru yang disajikan didalam konteks hubungan.
Kecepatan dan ketepatan juga dibutuhkan. Subtes ini merupakan yang dapat paling
cepat diadministrasikan.
Kekurangan
subtes ini adalah anak sering memandang subtes ini tidak bermutu, tidak
inspiratif dan anak-anak cepat bosan. Anak dengan kordinasi visualmotor yang
rendah motor akan mengalami kesulitan dalam subtes ini.
KLASIFIKASI IQ
Classification IQ |
limits |
% included |
Very superior |
128 and over |
2.2 |
Superior |
120-127 |
6.7 |
Average |
91-110 |
50 |
Dull normal |
80-90 |
16.1 |
Borderline |
66-79 |
6.7 |
Deffective |
65 and below |
2.2 |
Referensi
Anastasi,
Anna.2006. Tes Psikologi. Jakarta: PT Indeks
Suryabrata,
Sumadi.1990. Pembimbing ke Psikodiagnostik. Yogyakarta: Rake Sarasin