Hidup perlu cinta, tanpa cinta dunia akan hancur. Manifestasi dari rasa cinta adalah rasa kasih sayang. Cinta tidak selamanya memberikan sesuatu “yang enak, menyenangkan, atau menggembirakan”, karena untuk mendapatkannya butuh perjuangan yang melelahkan, ketabahan untuk tetap menjaganya agar tetap bersinar, dan hasilnya belum tentu searah dengan cita-cita awal. Tetapi hasil bukan jadi masalah, semua akan terlewati dengan hiasan yang indah, jika dikerjakan dengan penuh cinta.
Sebuah keluarga tanpa cinta, ibarat sebuah penjara, penuh dengan penderitaan. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, isterahat tidak melepaskan lelah, curhat tidak ada yang mendengarkan, keberadaan dalam rumah tidak dihargai, senyuman manis berubah dengan senyuman sinis, muka cantik/gagah, berubah jadi monster. Jika ini terjadi, biasakah kita mempertahankan kelanggengan sebuah rumah tangga?
Sebelum menjawab, pertanyaan diatas, kita harus mengerti karakteristik cinta itu sendiri. Cinta dalam manifestasinya adalah kasih sayang. Dengan perasaan cinta orang akan merasa damai, tenteram dan keberadaan kita dihargai. Tetapi tahukah anda, bahwa perasaan cinta itu tidak bisa dijelaskan secara rasional? Dia muncul begitu saja, tanpa harus berpikir dan memaksa diri, saya harus cinta kepadanya. Karena cinta tidak rasional, dia termasuk dalam insting dasar manusia, artinya semua manusia yang normal pasti memiliki cinta. Mengapa cinta saya lebih besar terhadap anak dan suami saya dibanding dengan anak dan suami orang?
Karena kadar rasa cinta kita berbeda untuk setiap orang Ini artinya, cinta mempunyai arah tersendiri,. Arah cinta di pengaruhi oleh karakteristik pribadi, harapan dan keyakinan. Ketiga komponen ini akan membentuk cinta pada arahnya tersendiri, sehingga apa yang saya cintai, belum tentu anda mencintainya. Ini semua anugerah dari Yang Maha Kuasa…
Cinta karena Karakterisitk Pribadi. Karakteristik pribadi membentuk cinta instinktif, mengapa kita cinta pada orang tua, anak dan keturunan serta keluarga besar kita dan lain-lain. Cinta dengan karakteristik pribadi akan bertahan seumur hidup, kalau ada pergeseran, itupun tidak akan jauh bergeser, karena kata pepatah: tidak ada kata, mantan anak atau orang tua, tetapi mantan suami/isteri pasti ada. Cinta dalam karakteristik pribadi tumbuh alami dalam waktu yang sangat lama. Dari bayi hingga sekarang, sehingga rasa keterikatan akan cinta dengan karakteristik ini sangat sulit dihilangkan.
Cinta karena adanya Harapan dan Keyakinan. Ini adalah jenis cinta yang muncul karena pengaruh lingkungan. Aplikasi cinta untuk setiap tempat akan sangat berbeda, karena lingkungannya juga akan berbeda dalam memberikan referensi tentang harapan dan keyakinan. Cinta karena adanya harapan dan keyakinan inilah yang membangun sebuah rumah tangga. Jenis cinta ini bisa dipupuk, dipelihara dan bertahan jika dipelihara dengan baik, tetapi jika tidak, harapan dan keyakinan seseorang dalam menjalani biduk rumah tangga akan sirnah.
Saya mencintai pacar saya sepenuhnya, karena saya yakin dan berharap dia akan memberikan cintanya sepenuhnya kepada saya. Ini adalah awal tumbuhnya cinta karena harapan dan keyakinan. Saya memutuskan untuk menikah, karena yakin kami bisa membangun rumah tangga dengan segala harapan kebahagiaan yang akan kami peroleh dengan pernikahan itu. Sadarkah anda bahwa, harapan dan keyakinan itu tidak mempunyai simpul atau arah yang jelas. Harapan dan keyakinan itu meluas dan masih abstrak, harapan dan keyakinan itu akan tergerus oleh rotasi waktu.
Kita ambil contoh. Dulu, sewaktu menikah, kita berharap pasangan kita tetap menarik, cantik suka senyum dan tetap humoris. Tetapi karena waktu terus berlalu, dan keadaan alami akan mengubah segalanya. Karena sudah melahirkan, pasangan kita tidak semenarik dulu. Beban hidup yang tambah besar, senyum yang manis itu sudah luntur karena beratnya perjuangan. Kata-kata humoris dan canda tawa, jarang terdengar lagi karena kesibukaan masing-masing. Jika ini terjadi, pada sebuah rumah tangga, dapatkah rumah tangga tersebut bertahan? Seperti dijelaskan diawal, rumah tangga seperti ini hampir mirip sebuah penjara.
Sebuah rumah tangga akan tetap bertahan, jika mempunyai simpul dan arah yang jelas dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Jelas, cinta tidak akan bisa mempertahankan kelanggengan sebuah rumah tangga, karena dia akan tergerus oleh waktu, yang akan menimbulkan rasa kebosanan. Simpul dan arah itu adalah sebuah komitmen membangun rumah tangga. Komitmen akan tetap menyatukan, pada tujuan dan cita-cita sebuah pernikahan. Komitmen kita pada keluarga akan me-reset cinta yang sebelumnya sudah tergerus waktu. Cinta bisa dibina dan dimunculkan kembali jika harapan dan kepercayaan itu tetap ada dalam bingkai komitmen membangun rumah tangga yang bahagia, dan memberi mamfaat bagi orang lain.
Maukah anda membangun rumah tangga hanya karena dasar cinta? Kalau iya, saya yakin anda sedang membuat penjara masa depan bagi anda sendiri….~~~