Cinta tak seperti berlian yang hanya berkilau jika dipandang, tak seperti minyak kesturi yang hanya bisa dicium, atau seperti sutera yang terasa lembut, tetapi cinta lebih dari itu, bahkan lebih dari segalanya. Cinta bisa tumbuh dan berkembang, layaknya menanam sebuah pohom, yang tumbuh subur jika ia di pupuk. Menanam cinta akan menuai kasih.
Benarkah cinta dapat mendatangkan kebahagiaan? Jika diumpamakan cinta itu sebuah pohon, dan pohon itu bisa berbuah, maka buah dari pohon itu adalah kebahagiaan. Sebaliknya jika menanam pohon kebencian, dan pohon itu juga berbuah, maka buah dari pohon itu adalah kesedihan. Ini artinya bahwa terdapat hubungan antara cinta dan kebahagiaan. Semakin sering menabur benih-benih cinta, maka semakin sering menuai kebahagiaan. Atau semakin sering menabur kebencian, maka semakin seringpula menuai kesedihan.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah syarat kebahagiaan itu kita harus mengobral cinta? Cinta begitu mahal untuk di obral, tetapi manusia paling pelit adalah manusia yang jarang menyumbangkan cinta. Bahkan dia akan tergolong manusia bengis, jahat ataupun tidak berperikemanusiaan.
Kita harus berbagi dengan harta yang paling berharga, dialah cinta. Kita harus membagikannya kepada seluruh makhluk. Untuk berbagi cinta, kita harus mempunyai stok cinta yang sangat besar. Manusia, mempunyai dua jenis stok dalam hidupnya, yaitu cinta dan benci. Bisa dibayangkan, jika stok kebencian yang mendominasi gudang hidup kita, maka yang akan disumbangkan adalah kebencian. Akibatnya adalah kehancuran.
Seperti yang sudah dikatakan dari awal, bahwa cinta dan benci ibarat sebuah pohon yang bisa tanam dan dipupuk, sehingga jangan khawatir akan kekurangan stok. Selama masih hidup, dia akan terus tumbuh. Tanam dan peliharalah pohon cinta untuk mendapatkan kebahagiaan,…~~~