Seberapa penting kita membentuk sebuah lembaga yang mengikat
mahasiswa psikologi di Indoensia sekarang ini? Ini adalah pertanyaan yang
sebetulnya berbentuk retoris untuk mahasiswa psikologi. Tidak memerlukan
jawaban, karena setiap mahasiswa psikologi pasti memberikan jawaban yang
berbeda-beda. Tetapi dapat disimpulkan bahwa mahasiswa psikologi memerlukan
sebuah organisasi dalam lingkup nasional. Walaupun alasan pendirian organisasi
ini juga berbeda-beda untuk setiap mahasiswa psikologi, dapat dimaklumi, Indonesia
yang begitu luas mempunyai perbedaan budaya dan situasi psikologis yang berbeda
untuk setiap tempat.
Tidak melupakan sejarah tentang adanya organisasi psikologi
sebelumnya, sebut saja IMAPSI (Ikatan Mahasiswa psikologi) yang kabarnya mati
suri yang disebabkan karena tidak adanya pengkaderan dan regenerasi. Kemudian
di tahun 2006, atas inisiatif Adib, Aris, dan Syauki kemudian berdiri LMPI
(Lembaga Mahasiswa Psikologi Indoensia) yang juga tertidur karena masalah
koordinasi baik pengurus, anggota maupun system pengkaderan yang tidak jelas.
Dapat dicatat beberapa even penting untuk membangunkan
kembagi organisasi psikologi, seperti TOPSI (Temu Organisasi Psikologi) se-jawa
tengah dan DIY yang dihadairi oleh 15 Universitas/PT TANGGAL 1 – 3 Mei 2009 di
Hotel Pramesthi Surakarta, musyawarah dan temu organisasi psikologi Jawa Bali
yang dihadiri oleh 28 Universitas pada tanggal 14-15 Mei 2010 di Surakarta dan
Pertemuan pra Munas pada Awal September atau awal Oktober 2010.
Catatan diatas memperlihatkan bahwa dibutuhkannya sebuah
organsiasi psikologi yang mengikat secara nasional. Walaupun sempat mati suri,
bangun dan tidur lagi, masih ada kepedulian untuk membangunkan kembali
organisasi ini. Dilihat dari Intensitas pertemuan dan hasil-hasil yang dicapai,
hingga dilaksanakannya Munas ini (24 – 27 januari 2011 di UIN Syarif
Hidayatullah). Secara pribadi saya menyimpulkan bahwa pembicaraan MUNAS kali
ini merupakan kelanjutan dari organisasi psikologi dari pertemuan-pertemuan
sebelumnya, sehingga tugas MUNAS yang terpenting adalah bangun, berdiri,
bergerak dan berlari mengejar impian, jangan sampai tertidur, mati untuk selamanya.
Mempersamakan persepsi, menyamakan langkah adalah syarat utama. Kekurangan dan
kelemahan sebelumnya adalah catatan untuk bangkit, menujukkan bahwa mahasiswa
psikologi ada untuk Indonesia.
Komitmen Peserta Musyawarah Nasional
Sejak awal dibukanya musyawarah, semua peserta munas sepakat
dan berkomitmen untuk membentuk suatu wadah organisasi yang menghimpun
mahasiswa/lembaga psikologi se-Indonesia. Walaupun pada akhrinya terdapat
perbedaan pendapat tentang bentuk organisasi yang akan didirkan. Perbedaan
pendapat ini begitu alot, tidak ada kata sepakat, dan berakhir dengan diadakan
voting. Hasil voting menyatakan bentuk organisasi yang akan didirikan adalah
sebuah lembaga yang mengikat lembaga eksekutif mahasiswa psikologi se-Idonesia.
1. Peserta dan Utusan
Musyawarah Nasional (MUNAS) lembaga mahasiswa psikologi
se-Indonesia ini dihadiri oleh 41 Universitas di seluruh Indonesia dengan
jumlah utusan 94 orang. Nama-nama Universitas peserta Musyawarah Nasional dan
delegasinya adalah sebagai berikut:
No
|
Nama Universitas
|
Nama Delegasi
|
|
1
|
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
|
1. Gartika Nurani Erawan
|
|
2. Suryadi
|
|||
3. Iswahyudi
|
|||
2
|
UIN Sunan Gunung Jati Bandung
|
1. Fety Pamungkasari
|
|
2. Vici Sopiana Putera
|
|||
3. Taufik Nurrahim
|
|||
3
|
Universitas Islam Indonesia
|
1. Ajeng Mekar Sari Utama
|
|
2. Faris Rizal
|
|||
4
|
Universitas Sebelas Maret Surakarta
|
1. Anis Diah Ayu Masita
|
|
2. An Nisaa Nur Citra Dien
|
|||
3. Fajar Juliana
|
|||
5
|
Universitas Marcubuana Yogyakarta
|
1. Ahmad Hidayat
|
|
2. Bambang Supriyadi
|
|||
6
|
Universitas Andalas Padang
|
1. Aldi Prima Wansya
|
|
2. Abdil Robin Huda
|
|||
3. Viola Maya Octaria
|
|||
7
|
Universitas Indonesia Depok
|
1. Muharram Atha Rasyadi
|
|
2. Sapto Ashardianto
|
|||
8
|
Universitas Diponegoro Semarang
|
1. Reza Yudha Gumara
|
|
9
|
UIN Sultan Syarim Kasim Riau
|
1. Muhammad Ardi
|
|
10
|
Universitas Semarang
|
1. Yanuar Indra Kurniawan
|
|
2. Hanag Trianto
|
|||
11
|
IAIN Wali Songo Semarang
|
1. Sakinah
|
|
2. Muhammad Mahbud M.
|
|||
12
|
Universitas Hang Tuah Surabaya
|
1. Agung Saputro
|
|
2. Dimas Pratama
|
|||
13
|
STIP Harapan Bangsa Banda Aceh
|
1. Rafiqa Alfi Sari
|
|
2. Bahagia
|
|||
14
|
Universitas Muhammadiyah Jember
|
1. Lucky Setya Widyasih
|
|
15
|
Universitas Darul Ulum Jombang
|
1. Yundaryati
|
|
2. Abdul Rouf
|
|||
16
|
Universitas lambung Mangkurat Kalsel
|
1. Muhammad Abdan Shadiqi
|
|
2. Herdi Firdaus
|
|||
3. Fikrie
|
|||
17
|
Universitas Muria Kudus
|
1. Bambang Akhadi Purwanto
|
|
2. Nor Kholidin
|
|||
3. Syaroh Madyaningtiyas A.
|
|||
18
|
Universitas Negeri Semarang
|
1. Rifky Ramadhan
|
|
2. Aldo Devara
|
|||
3. Fuad Abdillah
|
|||
19
|
Universitas Islam Az-Zahra Jakarta
|
1. Dede Supriyatna
|
|
2. Rahmah
|
|||
20
|
Universitas Persada Indonesia YAI Jkt
|
1. Susilo Dwi Raharjo
|
|
2. Devi Silvia Fitriawan
|
|||
3. Edward
|
|||
21
|
Universitas Negeri Jakarta
|
1. Erik
|
|
2. Muhammad Anjas Zulfikar
|
|||
3. Alwiansyah Farnas
|
|||
22
|
Universitas Islam 45 Bekasi
|
1. Nurul Atiq
|
|
2. Rahmat Yukardi
|
|||
23
|
Universitas Syah Kuala Banda Aceh
|
1. Fajmal hadi
|
|
2. Ahmad Gusra
|
|||
3. Asriandi Yoesa
|
|||
24
|
Universitas Atmaja Jakarta
|
1. Sugiya
|
|
2. Arini Amarilis
|
|||
25
|
Unika Soegijapranata Semarang
|
1. Arwin Shinta Elok S.
|
|
2. Elizabeth Jane Caesarina S.
|
|||
26
|
Universitas Jayabaya Jakara
|
1. Taufiq Setyaji
|
|
2. Rizka Dwi Charisma
|
|||
3. Tri Putri Handayani
|
|||
27
|
Universitas Muhammadiyah Malang
|
1. Doni Tri Prasetya
|
|
2. Rohman
|
|||
28
|
IAIN Sunan Ampel Surabaya
|
1. Retno Ayu Kusuma Wardani
|
|
2. Rhomi Farikha
|
|||
29
|
Universitas Pelita Harapan Tangerang
|
1. Saskia Raishaputri M.
|
|
2. Felicia
|
|||
30
|
Universitas Mercu Buana Jakarta
|
1. Marta Herdian Dinata
|
|
2. Alfi Faozi
|
|||
31
|
Universitas Negeri Padang
|
1. Dian Purnama Sari
|
|
2. Rusmen
|
|||
3. Anggi Frinandi
|
|||
32
|
Universitas Sultan Agung Semarang
|
1. Andi Purnama
|
|
2. Marta Dian Firdaus
|
|||
33
|
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
|
1. Fathkur Rohman
|
|
2. Beti Malia Rahma Hidayati
|
|||
3. Adzro’ Hanimah
|
|||
34
|
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
|
1. Jaya Pradytya
|
|
2. Dwi Oko Sunarko
|
|||
3. Palupi Tri Utami
|
|||
35
|
Universitas Muhammadiyah Surakarta
|
1. Admira Eka Ruzelani
|
|
2. Tridias Soja Anggaraini
|
|||
36
|
Universitas Merdeka Malang
|
1. Rizki Putra Yudha Sugiarta
|
|
2. Kiki Indah Permata
|
|||
3. Rizki Aziz
|
|||
37
|
Universitas Widya Mandala
|
1. Dorinda Megaocta Giovani
|
|
2. Sancha Kristina Lamury
|
|||
38
|
Universitas Negeri Manado
|
1. Rivano Jonathan Lasut
|
|
2. Sinta Kaunang
|
|||
3. Edi Suranta Barus
|
|||
39
|
UIN Sunan Kalijaga
|
1. Anas Rifa’i
|
|
2. M.Seno Aji Wijaya Putra
|
|||
40
|
Universitas Airlangga Surabaya
|
1. Meru Muhammad
|
|
2. Andi Aninda Anwar
|
|||
3. Dyah Retno Palupi
|
|||
41
|
Universitas Gadjah Mada Yoryakarta
|
1. Galih Mardi
|
2. Waktu dan Tempat Musyawarah Nasional
MUNAS kali ini diadakan atas jasa Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah sebagai fasilitator yang rencananya diadakan dari tanggal
24 – 27 Januari 2011. Secara garis besar waktu yang dipakai adalah sebagai
berikut:
- Tanggal 24 jam 19.30 sampai 21.30 (ramah-tamah).
- Tanggal 25 jam 9.00 - 12.00 adalah pembukaan. 13.30 – 21.30 MUNAS (karena pembicaraan alot hingga sidang ditunda dari jam 23.30).
- Tanggal 26 jam 08.00 – 12.00 adalah Seminar Nasional, kemudian MUNAS Dilanjutkan sampai tanggal 27 pagi jam 4.30 (Sidang pembahasan dilaksanakan dari siang hari tanggal 26 hingga pagi hari jam 4.30. Sidang hanya dipending 2 kali untuk isterahat, shalat dan makan).
- Tanggal 27 jam 9.00 sampai 18.00 (Sidang dilanjutkan dari pagi hingga malam penutupan). Ada beberapa agenda yang sudah disusun panitia terpaksa dibatalkan karena musyawarah belum tuntas hingga akhir waktu.
3. Hasil-hasil yang Dicapai dalam Musyawarah Nasional
Sebelum lebih jauh membahas tentang hasil yang dicapai pada
MUNAS ini, alangkah baiknya dijelaskan lebih dulu bagaimana alotnya pembahasan
setiap agenda yang dibicarakan.
Bentuk organisasi psikologi yang akan dibentuk
Pembahasan yang paling alot pada hari pertama adalah tentang
bentuk organisasi yang akan dibentuk. Sejak dimulainya sidang pada hari selasa
tanggal 25 jam 13.30 sudah ada pertentangan mengenai judul draft tata tertib
musyawarah yang sebelumnya berbunyi “Musyawarah nasional Mahasiswa psikologi
Indonesia (LMPsi-Indonesia)” diganti dengan “Musyawarah nasional Mahasiswa
Psikologi Se-Indoensia”. Pertentangan ini merupakan cikal bakal pertentangan
mengenai bentuk organisasi yang akan didirikan pada pembahasan kemudian.
Pada saat pembahasan pasal satu tentang nama organisasi pada
Anggaran Dasar Organisasi yang akan dibentuk muncul dua pendapat yang
bertentangan. Pendapat pertama menawarkan bentuk organisasi adalah berbentuk
lembaga yang mengikat lembaga eksekutif mahasiswa psikologi se-indonesia.
Pendapat kedua yang diajukan oleh Mas Galih (UGM) adalah berbentuk Forum
organisasi yang berfungsi sebagai media bertukar informasi mahasiswa psikologi
se-Indonesia.
Berbagai rasionalisasi yang dimunculkan dikedua tawaran
bentuk organisasi yang akan didirikan tidak mencapai kata mufakat. Untuk
mempermudah pengambilan keputusan dan kesimpulan, dilakukan analisis terlebih
dahulu, apa kebutuhan yang mendasar mahasiswa psikologi se-Indonesia. Hasil
analisis kebutuhan dilist menjadi enam kebutuhan pokok mahasiswa psikologi
seIndonesia, diantaranya: sebagai media bertukar informasi, Pengabdian
masyarakat, Kontrol kebijakan public yang merugikan masyarakat secara
psikologis dan lain-lain. Hingga waktu menunjukkan jam 23 malam tanggal 25 Januari
2011 belum ada kata sepakat tentang bentuk organisasi yang akan dibentuk.
Rasionalisasi yang begitu panjang dan lobi yang sudah diadakan secara maksimal
belum juga dapat menyatukan suara bulat tentang bentuk organisasi. Untuk
mengambil keputusan akhir, maka diadakanlah alternative voting. Walaupun secara
pribadi saya tidak mengharapkan adanya voting apalagi hal mendasar seperti ini.
Dari hasil voting didapatkan 26 suara setuju bahwa bentuk organisasi yang akan
dibentuk adalah sebuah lembaga organisasi, dan 14 suara menyatakan bentuk
organisasi yang akan didirikan akan Forum Organisasi Mahasiswa Psikologi dan
satu suara yang ambigu (tidak sah). Melalui voting diambil keputusan pada jam
23.30 tanggal 25 Januari bahwa bentuk organisasi yang akan dibentuk adalah
sebuah lembaga yang mengikat lembaga mahasiswa psikologi se-Indonesia.
Nama Organisasi Psikologi yang Didirikan
Setelah ditetapkan melalui voting bahwa kita membentuk suatu
lembaga organisasi bukan forum organisasi, hal yang menjadi perdebatan selanjutnya
adalah nama lembaga organisasi psikologi yang akan didirikan. Nama-nama yang
muncul seingat saya sebanyak enam nama seperti Lembaga Mahasiswa Psikologi
Indonesia (LMPsi-Indoensia), Ikatan lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia
(ILMPI) dan lain-lain (maaf saya lupa). Inipun tidak ada kata mufakat dan
berakhir dengan voting. Dari hasil voting diputuskan bahwa nama organisasi yang
akan didirikan adalah Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI).
Visi Misi ILMPI
Pembahasan tentang visi-misi organisasi yang akan didirikan
ini juga berlangsung alot. Alotnya pembahasan bukan karena perbedaan pendapat
yang tajam, tetapi karena seluruh peserta MUNAS menyadari bahwa ruh dan arah
organisasi ini terletak pada visi misi organisasi. Salah satu tawaran yang
ditawarkan oleh Ameng (Universitas Atmajaya Jakarta), dengan melihat
kebutuhan-kebutuhan dasar mahasiswa psikologi se-Indonesia sebelumnya (6 poin
kebutuhan pokok), menjadi pembicaraan utama. Penambahan dan perbaikan
redaksional yang membutuhkan waktu yang sangat panjang. Bentuk visi misi dapat
dilihat pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ILMPI.
Sumber Dana Organisasi
Sebelumnya sudah disepakati bahwa sumber dana organisasi
adalah iuran wajib anggota dan penyandang dana yang didapatkan dari alumni,
sponsor dan sumber dana lain yang tidak mengikat. Dyah Retno Palupi (Unair)
meminta dilakukan Peninjauan Kembali (PK) pada poin iuran wajib anggota dengan
rasionalisasi bahwa tidak mungkin mengambil keputusan yang memberatkan lembaga
eksekutif mahasiswa tanpa ada persetujuan dari pihak Fakultas masing-masing. PK
disepakati dan muncul opsi iuran kondisional. Perdebatan bentuk iuran antara
iuran wajib dan iuran kondisional memakan waktu yang sangat panjang. Walau
sudah diadakan lobi dan rasionalisasi tidak ada kata sepakat dan berakhir
dengan voting. Ini adalah voting kedua setelah bentuk organisasi yang akan
didirikan sebelumnya. Hasil voting menyatakan bahwa 13 suara menyatakan iuran
kondisonal dan 24 suara menyatakan iuran wajib anggota dan yang lainnya abstain
atau suara tidak sah. Keputusan akhir adalah iuran berbentuk wajib untuk semua
anggota dan besarnya iuran akan ditetapkan kemudian (Komisi B tentang Iuran
Wajib menyepakati Rp100.000,-/institusi).
Pembagian Wilayah Berdasarkan letak Geografis
Pembagian wilayah sebagai tempat koordinasi diwilayah
masing-masing disepakati berdasarkan letak geografis, mengingat bahwa secara
geografis, Indonesia sangat luas. Ardi (UIN Suska Riau) menawarkan opsi pada
BAB VII pasal 16 tentang pembentukan wilayah dengan redaksional sebagai
berikut:
- Syarat pembentukan wilayah minimal 5 – 15 anggota perwilayah
- Wilayah yang secara georgrafis sulit disatukan dengan wilayah lain, berhak mendirikan wilayah tersendiri.
- Pembentukan wilayah di sahkan dalam MUNAS ILMPI
Karena pemibicaraan begitu alot, sehingga ada usulan untuk
pembagian wilayah dibicarakan sesudah pembahasan Anggaran Rumah Tangga yaitu
pada BAB Aturan Tambahan. (Komisi A tentang pembagian wilayah disepakati dibagi
menjadi lima wilayah koordinasi yaitu Sumatera, Jawabarat dan Jabodetabek serta
Sulawesi, Jawatengah, Yogyakarta, Jawatimur dan Kalimantan)
Pembahasan tentang Lambang Organisasi dan Aribut Organisasi
Mengingat deadline waktu yang disediakan panitia hanya
sampai jam 13 tanggal 27 Januari, dan sekarang sudah menunjukkan 10.15,
sehingga Ardi (UIN Suska Riau) menawarkan dibentuk tiga komisi untuk membahas
tiga agenda yang belum diselesaikan dan diberikan waktu setiap komisi 30 menit
dan 30 menit untuk pembahasan di paripurna. Komisi A untuk pembahasan pembagian
wilayah, Komisi B untuk penetapan besarnya Iuran anggota, dan Komisi C untuk
pembahasan Lambang dan Atribut Organisasi. Bentuk pembahasan dikomisi adalah
berbentuk final, kemudian dibawa keparipurna untuk penjelasan dan sosialisasi.
Untuk komisi C sendiri hanya beranggotakan 4 orang karena
hanya 4 orang yang membawa usulan logo. Saya sendiri (Ardi), Fuad (orang yang
tidak pernah serius/katanya) dan 2 orang teman dari UIN Bandung (maaf saya lupa
namanya, Vici atau Fety ya???). Logo disepakati dengan gambar kasar dari
teman-teman UIN Bandung dan dikolaborasikan dengan gambar lain beserta makna
pilosofis yang dikandungnya (terima kasih kepada teman saya yang mengedit
dihari itu, tapi maaf sekali lagi saya lupa namanya).
Mengenai atribut organisasi yang lain, seperti hymne akan
dibuat pada MUNAS selanjutnya (karena terbatas waktu), cap/stempel adalah
logo/lambang yang sudah disepakati diatas.
Pembentukan Kepengurusan ILMPI 2011 – 2012
Berdasarkan draft pemilihan Sekretaris Jenderal Nasional
ILPMI, pemilihan Sekjend dilakukan dalam dua putaran. Sebelumnya Ardi (UIN
Suska Riau) meminta dilakukan PK pada pasal dua ayat d yang berbunyi “Calon
Sekjend Nasional adalah mahasiswa aktif di fakultas psikologi dengan batas
maksimal angkatan 2007” sebaiknya dihilangkan saja. PK disetujui dan poin
diatas dihilangkan dengan rasionalisasi bahwa, musyawarah ini bukan alat cegat
mencegat orang yang mempunyai niat baik memajukan organisasi yang didirikan
(ILMPI).
Pada putaran pertama muncul beberapa orang dan yang yang
menyatakan diri sanggup hanya 3 orang dan satu orang lagi mengundurkan diri
pada saat akan memulai putaran kedua, sehingga tinggal dua orang yaitu Anas
(UIN Kalijaga) dan Elo (YAI). Pada putaran kedua akhirnya dengan suara 18, Elo
(nama lengkap Susilo Dwi Raharjo) ditetapkan sebagai Sekretaris Jendral
Nasional ILMPI (Anas mendapatkan suara 15 dan suara lainnya abstain).
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga ILMPI (Januri 2011), bisa di download disini…
4. Deklarasi
Akhir MUNAS disepakati diadakan penandatanganan nota
deklarasi penggagas Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia. Sebelumnya
teman-teman dari utusan jawa timur (kecuali UIN Malang) dan utusan dari UGM
menandatangai lebih awal nota deklarasi karena tidak dapat mengikuti sidang dan
MUNAS selanjutnya, karena tiket sudah dibeli sebelumnya harus berangkat jam 11
tanggal 27. Memang rencana awal dari agenda sidang akan selesai pada jam 21.30
tanggal 26 tetapi mundur sampai tanggal 27 jam 20 WIB. Yang perlu dicatat bahwa
yang menandatangani nota deklarasi ILMPI belum sepenuhnya menjadi anggota
ILMPI, untuk menjadi anggota ILMPI ada surat pernyataan tersendiri kesediaan
menjadi anggota.
Penandatanganan nota Deklarasi ILPMI ditandatangani oleh 40
Universitas/Perguruan Tinggi peserta MUNAS (UMM tidak menadatangi karena pamit
pulang lebih awal karena tiket sudah dibeli sebelumnya). Penandatangan ini
disaksikan oleh Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah dan ketua
Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI). Dalam sambutannya, perwakilan dari
HIMPSI berharap agar ILMPi ikut serta dalam segala kebijakan-kebijakan yang
terkait dengan psikologi bagi kebijakan pendidikan, pengembangan, dan
kebijakan-kebijakan public lainnya.
Piagam Deklarasi ILMPI |
5. Kesimpulan dan Saran-saran
Dari hasil Musyawarah nasional ini akhirnya disepakati
dibentuk sebuah organisasi yang menaungi mahasiswa psikologi seluruh Indoensia.
Memang ada perdebatan dan pertanyaan apakah akan membentuk organisasi yang
mengikat mahasiswa atau lembaga. Karena melihat sejarah, IMAPSI tidak jalan
karena susahnya mengadakan kaderisasi. Sehingga disepakati bahwa akan dibentuk
organisasi yang mengikat lembaga organsasi eksekutif karena pengkaderan akan
terus berlanjut dan jelas. Dengan mengikat lembaga, berarti juga mengikat
mahasiswa psikologi secara keseluruhan.
ILMPI diharapkan bisa menjadi daya tawar dan mempunyai
bargaining dalam menentukan arah kebijakan public yang terkait dengan
psikologi. Untuk periode pertama kepengurusan yang paling utama adalah
sosialisasi ILMPI ditingkat pusat dan daerah. Tugas utama yang diemban baik
pengurus pusat maupun wilayah adalah perekrutan anggota ILMPI (Lembaga
Eksekutif Mahasiswa Psikologi) seluruh Indonesia. Dengan pendekatan bahwa ILMPI
bukan organisasi diatas lembaga mahasiswa eksekutif tetapi sebagai mediator dan
alat untuk mencapai tujuan bersama. Sudah waktunya mahasiswa psikologi
menyatakan pendapat dan bergerak sesuai idealisme keilmuannya.
Mudah-mudahan system yang sudah dibangun ini dapat diuji
dilapangan dengan syarat Pengurus pusat dan daerah/wilayah melaksanakan
tugasnya masing-masing. Secara pribadi saya sadari bahwa bagaimanapun
canggihnya sebuah system kalau belum diuji dilapangan, pasti mempunyai
kekurangan. Mudah-mudahan tahun depan system ini bisa kita evaluasi, yang
terpenting adalah kita bergerak terlebih dahulu kemudian memperbaiki system ini
pada Musyawarah Nasional tahun depan. Tetap semangat kawan-kawan, kita satu
dalam ILMPI….
Salam Mahasiswa….HIDUP MAHASISWA PSIKOLOGI…!!!