Adapun
prinsip-prinsip desain adalah sebagai berikut:
Keselarasan atau keserasian
Suatu disain dikatakan serasi apabila
perbandingan baik, keseimbangan mempunyai suatu yang menarik perhatian, dan
mempunyai irama yang tepat. Keselarasan adalah kesatuan diantara macam-macam
unsur disain walaupun berbeda tetapi membuat tiap-tiap bagian ini kelihatan
menyatu (Sri Widarwati, 1993). Ada beberapa aspek keselarasan (Chodijah dan
Wisri A. Mamdy, 1982:25) yaitu:
- Keselarasan dalam garis dan bentuk.
- Keselarasan dalam tekstur.
- Keselarasan dalam warna.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas,
dapat dijelaskan bahwa keselarasan adalah keserasian atau kesesuaian antara
bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam suatu benda yang mencerminkan
kesatuan melalui pemilihan dan susunan objek dan ide – ide.
Perbandingan
Perbandingan dalam busana digunakan untuk
menampakkan lebih besar atau lebih kecil, dan memberi kesan adanya hubungan
satu dengan yang lain yaitu pakaian dan si pemakainya (Chodiyah & Wisri A.
Mamdy, 1982). Perbandingan digunakan untuk menampakkan lebih besar atau lebih
kecil, dan memberi kesan adanya hubungan satu dengan yang lain yaitu pakaian
dan si pemakainya (Sri Widarwati, 2000). Sedangkan menurut Arifah A. Riyanto
(2003) yang dimaksud proporsi (proportion) pada suatu desain busana yaitu cara
menempatkan unsur- unsur atau bagian – bagian busana yang berkaitan dengan
jarak, ukuran, jumlah, tingkatan, atau bidang pada suatu desain busana.
Menurut Widjiningsih (1982) untuk
memperoleh proporsi yang baik harus
diperhatikan hal – hal sebagai berikut:
- Mengetahui bagaimana menciptakan hubungan jarak yang baik supaya memperoleh susunan yang menyenangkan.
- Dapat membuat perubahan dalam rupa sesuai dengan yang diinginkan supaya memperoleh ukuran dan bentuk yang baik.
- Mempertimbangkan apakah itu dapat dikelompokkan bersama – sama dengan baik.
Ukuran harus dikelompokkan dengan baik
sehingga tercipta suatu desain yang proporsional. Jarak mempengaruhi suatu
susunan, sehingga antara jarak, bentuk, dan ukuran harus sesuai untuk mendapatkan
suatu proporsi yang baik. Dalam desain busana, perbandingan digunakan untuk
menunjukkan suatu bagian dari bagian yang lain dalam busana yang akan
diciptakan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas,
dapat dijelaskan bahwa perbandingan adalah hubungan satu bagian dengan yang
lain dalam suatu susunan yang berkaitan dengan jarak, ukuran, jumlah,
tingkatan, atau bidang pada suatu desain busana.
Keseimbangan atau Balance
Keseimbangan atau balance adalah
pengaturan unsur- unsur desain secara baik sehingga serasi dan selaras pada
pakaiannya (Widjiningsih, 1982). Suatu keseimbangan akan terwujud apabila
penggunaan unsur – unsur desain seperti bentuk, gasris, warna dan yang lain
dalam suatu desain dapat memberikan rasa puas. Keseimbangan digunakan untuk
memberikan perasaan ketenangan dan kestabilan. Keseimbangan dapat dicapai
apabila titik tengah dari kedua obyek sama jaraknya. Sehingga dapat dikatakan
juga bahwa keseimbangan merupakan susunan unsur desain secara teratur sehingga
memberi kesan serasi (Sri Widarwati, 2000).
Keseimbangan tersebut dapat dapat
diterapkan pada busana yang penempatannya disesuaikan dengan besar kecil
obyeknya. Ukuran dan jaraknya harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang
baik. Misalnya peletakan krah, harus sesuai dengan bajunya, tidak kelihatan
terlalu besar atau kecil sehingga mengurangi nilai keserasiannya, serta
peletakan hiasan harus sesuai ukuran, jika bidang besar desain hiasannya jangan
terlalu kecil sehingga menimbulkan kesan tidak seimbang. Berdasarkan pengertian
di atas, dapat disimpulkan bahwa keseimbangan adalah pengorganisasian maupun
pengelompokkan dari bentuk, garis, warna maupun tekstur yang dapat menimbulkan
perhatian yang sama dari berbagai sisi, kanan, kiri, atas maupun bawah ataupun
terpusat pada satu sisi saja.
Irama (rhytm)
Pada suatu desain busana merupakan suatu
pergerakan yang teratur dari suatu bagian ke bagian lainnya, yang dapat
dirasakan dengan penglihatan (Arifah A. Riyanto, 2003). Sedangkan menurut Sri
Widarwati (2000), irama adalah pergerakan yang dapat mengalihkan pandangan mata
dari satu bagian ke bagian lain.
Berdasarkan beberapa pengertian dapat
dijelaskan bahwa irama adalah suatu pergerakan yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur yang dimasukan secara berdampingan dan secara keseluruhan dalam
suatu komposisi yang dapat mengalihkan pandangan mata dari suatu bagian ke
bagian lain. Menurut Sri Widarwati (2000),
Arifah A. Riyanto (2003), Widjiningsih (1982), dan Chodiyah & Wisri A.
Mamdy (1982) yaitu:
Pengulangan
Pengulangan (repetition) dalam suatu
desain busana yaitu penggunaan suatu unsur desain yang diletakkan pada dua atau
beberapa bagian pada suatu desain busana, seperti garis, bentuk, garis,
tekstur, ruang, warna dan corak (Arifah . Riyanto, 2003). Pengulangan sutau
cara untuk menghasilkan irama antara lain melalui pengulangan garis misalnya
lipit, renda, kancing dan sebagainya (Sri Widarwati, 2000). Sedangkan menurut
Widjiningsih (1982), pengulangan secara teratur suatu bentuk pada jarak – jarak
tertentu menciptakan pergerakan yang membawa pandangan mata dari suatu unit ke
unit berikutnya. Berdasarkan pendapat diatas, dapat dijelaskan bahwa
pengulangan adalah penggunaan suatu unsur desain seperti garis, tekstur, ruang,
warna dan corak untuk menghasilkan irama yang membawa pandangan mata dari satu
unit ke unit berikutnya.
Radiasi
Garis pada pakaian yang memancar dari
pusat perhatian menghasilkan irama disebut radiasi (Sri Widarwati, 2000).
Sedangkan menurut Arifah A. Riyanto (2003) radiasi adalah garis yang memancari
dari pusat perhatian kesegala arah yang menghasilkan irama. Berdasarkan pengertian di atas, dapat
dijelaskan bahwa radiasi adalah garis pada pakaian yang menghasilkan irama dan
memancar dari pusat perhatian kesegala arah. Misalnya kerut – kerut yang
memancar dari garis lengkung.
Peralihan ukuran
Menurut Sri Widarwati (2000) peralihan
ukuran adalah pengulangan dari ukuran besar ke ukuran kecil aau sebaliknya.
Peralihan ukuran dapat berupa peralihan ukuran yang monoton dan dapat pula yang
bervariasi (Widjiningaih, 1982). Berdasarkan beberapa pengertian tersebut,
dapat dijelaskan bahwa peralihan ukuran adalah suatu rangkaian yang berdekatan
yang berubah secara bertahap dari ukuran besar ke ukuran kecil atau sebaliknya,
sehingga mengahasilkan irama.
Peretentangan atau kontras
Menurut Sri Widarwati (2000) Pertemuan
antara garis tegak lurus dan garis mendatar pada lipit – lipit atau garis hias
adalah contoh pertentangan atau kontras. Kain berkotak – kotak atau lipit juga
merupakan contoh pertentangan. Sedangkan menurut Widjiningsih (1982)
pertentangan atau kontras merupakan kombinasi dari unsur – unsur yang tidak
mempunyai persamaan atau pertentangan.
Berdasarkan pengertian di atas tersebut,
penulis dapat menjelaskan bahwa pertentangan dan kontras adalah pertemuan
antara garis tegak lurus dan mendatar pada garis hias serta merupakan kombinasi
dari unsur – unsur disain yang bertentangan. Irama sangat diperlukan dalam
suatu disain busana terutama busana yang memerlukan kreasi – kreasi artistik
seperti busana pengantin dan busana pseta.
Pusat perhatian
Desain busana harus mempunyai satu bagian
yang lebih menarik dari bagian lainnya, dan ini disebut pusat perhatian. Pusat
perhatian pada busana dapat berupa krah yang indah, ikat pinggang, lipit
pantas, kerutan, bros, syal, warna dan lain – lain Chodiyah dan Wisri A Mamdy,
1982).
Meletakkan pusat perhatian pada sebuah
desain hendaknya disusun mana yang akan dijadikan pusat perhatian yang pertama,
kedua, ketiga dan seterusnya, atau hanya satu – satunya pusat perhatian (Arifah
A. Riyanto, 2003). Aksen disebut juga pusat perhatian, emphasis, dan center of
interset. Aksen pertama – tama membawa mata pada sesuatu yang penting dalam
suatu susunan, dan dari titik itu baru kebagian lain (Widjiningsih, 1982).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas,
dapat disimpulkan bahwa pusat perhatian adalah suatu bagian yang lebih menarik
dari bagian – bagian lainnya dalam suatu busana. Pusat perhatian adalah suatu
bagian busana yang menarik dimana dapat memberi kesan atau karakter pada suatu
desain busana sehingga pandangan terfokus hanya pada satu titik saja. Pusat
perhatian dapat terdiri dari pusat perhatian pertama, kedua dan ketiga atau
hanya satu – satunya pusat perhatian.