Kinerja manajerial merupakan seberapa jauh
manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, Kinerja manajerial ini diukur
dengan mempergunakan indikator (Mahoney et.al, 1963):
- Perencanaan adalah penentuan kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan datang. Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara pelaksanaan tujuan, kebijakan, prosedur, penganggaran dan program kerja sehingga terlaksana sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
- Investigasi merupakan kegiatan untuk melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan laporan, sehingga mempermudah dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan. Pengkoordinasian merupakan proses jalinan kerjasama dengan bagian-bagian lain dalam organisasi melalui tukar-menukar informasi yang dikaitkan dengan penyesuaian program-program kerja.
- Koordinasi, menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran informasi dengan orang-orang dalam unit organisasi lainya, guna dapat berhubungan dan menyesuaikan program yang akan dijalankan.
- Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh pimpinan terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai pegawai dan catatan hasil kerja sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan.
- Supervisi, yaitu penilaian atas usulan kinerja yang diamati dan dilaporkan.
- Staffing, yaitu memelihara dan mempertahankan bawahan dalam suatu unit kerja, menyeleksi pekerjaan baru, menempatkan dan mempromosikan pekerjaan tersebut dalam unitnya atau unit kerja lainnya.
- Negoisasi, yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian, penjualan atau kontrak untuk barang-barang dan jasa.
- Representasi, yaitu menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan kegiatan- kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi dengan kantor-kantor lain.
Menurut
Indrianto (1993) dan Soepomo (1998), kinerja dinyatakan efektif apabila tujuan
anggaran tercapai dan bawahan mendapatkan kesempatan terlibat atau
berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran serta memotivasi bawahan,
mengidentifikasi dan melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target
anggaran, menerima kesepakatan anggaran dan melaksanakanya sehingga dapat
menghindarkan dampak negatif anggaran yaitu faktor kriteria, sistem
penganggaran (reward) dan konflik.
Selanjutnya
kinerja manajerial menurut Stoner (1992) adalah seberapa efektif dan efisien
manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Ada dua alasan menurut
Brownel (1982) dalam Wasisto dan Sholihin (2004) mengapa partisipasi menjadi topik yang menarik dalam akuntansi
manajemen. Pertama, partisipasi pada umumnya merupakan pendekatan manajerial
yang dinilai dapat meningkatkan kinerja anggota organisasi, kedua, beberapa
penelitian yang menguji hubungan antara partisipasi dengan kinerja menunjukan
hasil yang tidak konsisten.
Argyris
(1952) dalam Fitri (2004) menemukan adanya hubungan yang positif antara
partisipasi penganggaran dan kinerja. Ia menyimpulkan, agar partisipasi
anggaran mempunyai pengaruh terhadap kinerja, maka yang pertama kali harus ada penerimaan
atas tujuan anggaran. Dalam hal ini, partisipasi anggaran memainkan peranan
sentral dalam mendapatkan penerimaan atas tujuan anggaran.
Menurut
Mercant (1981), hubungan negatif antara anggaran partisipatif dan kinerja
manajerial dapat terjadi akibat tingkat partisipasi yang tinggi berdampak
terhadap menurunnya kinerja. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh budgetary
slack yang timbul akibat partisipasi yang tinggi dalam penganggaran tersebut. Budgetary
slack yang merupakan disfungsional dalam penganggaran ini adalah usaha yang
dilakukan untuk menyelenggarakan anggaran dengan harapan dapat mencapai kinerja
yang lebih baik. Manajer membuat slack ini dengan mengestimasikan pendapatan
lebih rendah, biaya lebih tinggi atau mengestimasikan terlalu tinggi jumlah out
put yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu unit out put (Ikhsan dan Ishak,
2005).
Tags
Industri dan Jasa