Berikut akan dijelaskan beberapa variabel
ekonomi makro tersebut yang digunakan dalam analisa fundamental:
Kebijakan Pemerintah
Kebijakan utama dari pemerintah yang
berhubungan sangat erat dengan perekonomian secara makro, yaitu kebijakan
fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal berkaitan dengan pengeluaran
pemerintah dan pendapatan pemerintah dari sektor pajak. Kebijakan fiskal
biasanya sulit untuk diterapkan karena kebijakan ini langsung berpengaruh atas
perekonomian.
Kebijakan moneter berkaitan dengan pengaturan jumlah
uang yang beredar, yang biasanya juga berkaitan erat dengan perubahan tingkat
suku bunga.
Pertumbuhan Ekonomi
Indikasi dari pertumbuhan ekonomi adalah
adanya peningkatan produk domestik bruto atau Gross Domestic Product (GDP),
yaitu total barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara yang diukur
berdasarkan harga pada suatu tahun tertentu. Jika GDP meningkat berarti nilai
barang dan jasa yang dihasilkan juga meningkat maka terjadi pertumbuhan ekonomi
pada negara tersebut yang akan memberikan peluang kepada perusahaan untuk
meningkatkan penjualannya.
Pengeluaran Pemerintah (Goverment
Spending)
Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu
variabel utama yang akan mempengaruhi harga saham. Besarnya pengeluaran
pemerintah akan memberikan dampak kepada perekonomian dan lingkungan usaha
secara keseluruhan. Setiap peningkatan pengeluaran pemerintah akan meningkatkan
permintaan dari masyarakat. Oleh karena itu dunia usaha akan berupaya
meningkatkan produksinya untuk mengimbangi permintaan tersebut. Jika produksi
meningkat, diharapkan penjualan dan laba juga akan meningkat sehingga akan
mempengaruhi harga sahamnya.
Jumlah Uang Beredar (Money Supply)
Jumlah uang yang beredar merupakan bagian dari
kebijakan moneter pemerintah. Perubahan jumlah uang yang beredar ini akan
berakibat kepada perubahan tingkat suku bunga. Kebijakan moneter yang
menurunkan jumlah uang beredar akan berakibat kepada semakin berkurangnya dana
yang disalurkan kepada perusahaan untuk keperluan modal kerja dan perluasan perusahaan.
Berarti permintaan akan uang akan semakin tinggi. Sehingga akan mengakibatkan
tingginya suku bunga. Jika tingkat suku bunga tinggi, maka perusahaan akan
menanggung biaya modal dalam bentuk semakin besarnya beban bunga, sehingga akan
mengurangi laba yang akan dihasilkan.
Tingkat Bunga (Interst Rate)
Besarnya
tingkat suku bunga tidak dapat dipisahkan dengan terjadinya inflasi. Besarnya
suku bunga riil = suku bunga nominal inflasi.
Adapun yang menjadi pertimbangan investor melakukan investasi adalah
besarnya suku bunga riil. Apabila suku bunga riil suatu negara lebih tinggi
dari negara lain maka hal tersebut dapat menarik minat untuk berinvestasi,
sehingga dapat menjadi capital inflow bagi negara tersebut. Akan tetapi apabila
suku bunga terlalu tinggi akan menyulitkan perusahaan untuk mengembangkan
usahanya, karena tingkat pengembalian bunga pinjaman yang tinggi. Dengan
demikian harga saham dari perusahaan tersebut dapat terpengaruh karena
perusahaan akan kesulitan memperoleh keuntungan dan investorpun lebih memilih
investasi pada bank yang memberikan bunga yang tinggi.
Tags
Ekonomi
jadi pengen belajar lebih mengenai ekonomi makro...
BalasHapus