Pengetian kecerdasan adversitas adalah sebuah
bentuk pendekatan dalam teori kecerdasan yang menekankan pada beberapa aspek. Kecerdasan
adversitas pertama kali diperkenalkan oleh Paul G. Stoltz yang disusun
berdasarkan hasil riset lebih dari 500 kajian di seluruh dunia. Kecerdasan
adversitas ini merupakan terobosan penting dalam pemahaman tentang apa yang
dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan.
Stoltz
(2000), mengatakan bahwa sukses tidaknya seorang individu dalam pekerjaan
maupun kehidupannya ditentukan oleh kecerdasan adversitas, dimana kecerdasan
adversitas dapat memberitahukan:
- Seberapa jauh individu mampu bertahan menghadapi kesulitan dan kemampuan untuk mengatasinya
- Siapa yang akan mampu mengatasi kesulitan dan siapa yang akan hancur
- Siapa yang akan melampaui harapan harapan atas kinerja dan potensi mereka serta siapa yang akan gagal
- Siapa yang akan menyerah dan siapa yang akan bertahan.
Kecerdasan adversitas mempunyai tiga bentuk.
Pertama, kecerdasan adversitas adalah suatu kerangka kerja konseptual yang baru
dalam memahami dan meningkatkan semua segi kesuksesan. Melalui riset-riset yang
telah dilakukan kecerdasan adversitas menawarkan suatu pengetahuan baru dan
praktis dalam merumuskan apa saja yang diperlukan dalam meraih keberhasilan.
Kedua, kecerdasan adversitas adalah suatu ukuran untuk mengetahui respon
individu terhadap kesulitan. Melalui kecerdasan adversitas pola-pola respon
terhadap kesulitan tersebut untuk pertama kalinya dapat diukur, dipahami dan
diubah. Ketiga, kecerdasan adversitas merupakan serangkaian peralatan yang
memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon individu terhadap kesulitan yang
akan mengakibatkan perbaikan efektivitas pribadi dan profesional individu
secara keseluruhan (Stoltz, 2000).
Menurut Stoltz (2000), kecerdasan adversitas
adalah suatu kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi suatu peluang
keberhasilan mencapai tujuan. Kecerdasan adversitas mempengaruhi pengetahuan,
kreativitas, produktivitas, kinerja, usia, motivasi, pengambilan resiko,
perbaikan, energi, vitalitas, stamina, kesehatan, dan kesuksesan dalam
pekerjaan yang dihadapi.
Beberapa ahli lain menyebut istilah kecerdasan
adversitas dengan resilience. Resilience yang berasal dari bahasa latin yaitu
resilire (melompat atau mundur) adalah konsep yang berhubungan dengan adaptasi
positif dalam menghadapi tantangan. Dalam ilmu perkembangan manusia, resilience
memiliki makna yang luas dan beragam, mencakup kepulihan dari masa traumatis,
mengatasi kegagalan dalam hidup, dan menahan stres agar dapat berfungsi dengan
baik dalam mengerjakan tugas sehari – hari. Dan yg paling utama, resilience itu
berarti pola adaptasi yang positif atau menunjukkan perkembangan dalam situasi
sulit (Masten & Gewirtz, 2006).
Menurut Jackson (2002) resilience adalah
kemampuan individu untuk dapat beradaptasi dengan baik meskipun dihadapkan
dengan keadaan yang sulit.
Menurut Papalia & Olds (1998) resilience
adalah sikap ulet dan tahan banting yang dimiliki seseorang ketika dihadapkan
dengan keadaan yang sulit.
Berdasarkan uraian dan defenisi beberapa
tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adversitas adalah kemampuan
yang dimiliki individu untuk dapat mengatasi suatu kesulitan, dengan
karakteristik mampu mengontrol situasi sulit, menganggap sumber – sumber
kesulitan berasal dari luar diri, memiliki tanggung jawab dalam situasi sulit,
mampu membatasi pengaruh situasi sulit dalam aspek kehidupannya, dan memiliki
daya tahan yang baik dalam menghadapi situasi atau keadaan yang sulit.
Tags
Psikologi Umum