Makassar adalah sebuah nama kota di provinsi Sulawesi Selatan saat ini. Kota ini didiami oleh orang-orang Suku Makassar yang terkenal dengan panggilan “daeng”. Selain itu, Makassar terkenal dari beberapa sisi, mulai dari sejarahnya yang panjang, budayanya yang beragam, kulinernya yang membuat tenggorakan ngiler, pemandangan pantainya yang indah, hingga kebrutalan mahasiswa dan tingkat kekerasannya yang tinggi. Inilah yang membuat kota Makassar terkenal, setidaknya menjadi stereotip.
Suku Makassar, sebagai suku terbesar di Sulawesi Selatan, menyimpang sejarah yang sangat panjang. Dalam catatan sejarah yang tertulis dalam “lontara”, suku Makassar sudah menguasai Pulau Sulawesi sejak abad ke-16. Bahkan kekuasaan orang-orang Suku Makassar saat itu meliputi Seluruh pulau Sulawesi, Sebagian Kalimantan, Sebagian Pulau Maluku, Nusa Tenggara, Hingga Timor-Timur (Timor Leste saat ini). Menurut sejarah, kekuasaan orang-orang Suku Makassar ditandai dengan adanya pohon Lontara. Dimana ada pohon lontara, maka disitulah batasnya kekuasaan orang Makassar.
Sebenarnya, suku Makassar adalah salah satu suku dari empat suku besar yang ada di Sulawesi Selatan, yaitu Suku Makassar, Suku Bugis, Suku Mandar dan Suku Toraja. Tetapi dalam perjalanan sejarahnya, suku-suku diatas takluk dibawah kepemimpinan Suku Makassar. Walaupun ketaklukan itu, selalu menyimpan bara dendam diantara suku-suku lainnya, dan ini terbukti dengan adanya pemberontakan yang di lakukan Aru Palaka (Raja Bone/Bugis) melawan kekuasaan Suku Makassar. Dan ini dimamfaatkan oleh Belanda saat itu untuk menjatuhkan Kesultanan Gowa (Makassar).
Suku Makassar sendiri terdiri dari beberapa sub suku yang tersebar luas di selatan pulau Sulawesi, tersebar dari Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Je’neponto, Bantaeng, Bulukumba, Selayar, Maros, dan Pangkep. Sub suku itu seperti, suku Makassar Lakiung, Turatea (Suku Je’neponto dan Bantaeng), Suku Konjo (Bulukumba dan Sebagian Maros), dan Suku Selayar. Sub suku ini memiliki dialek bahasa yang berbeda-beda, tetapi masih dalam rumpun bahasa Makassar. Di perkirakan jumlah populasi orang suku Makassar sekitar 1,8 juta jiwa.
Sejak dulu, Suku Makassar adalah pelaut ulung. Bahkan karena kekuatan lautnya, sehingga mampu menyatukan daerah-daerah yang luas seperti Sulawesi, Kalimantan, Nusatenggara, Timur Leste dan Maluku kedalam satu kekuasaan Kesultanan Goa (Makassar). Orang Makassar adalah orang yang pantang menyerah. Walaupun, pada pertempuran melawan Belanda, mereka kalah, tetapi sebagian besar pejuang-pejuang Makassar tidak menerima kekelahan tersebut. Mereka menyebar ke pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatera. Mereka itu seperti Karaeng Galesong, yang Hijrah ke tanah Jawa dan kerap mengganggu armada Belanda di laut hingga dia di juluki oleh Spielman “Bajak Laut”. Selain itu ada nama ulama besar saat itu yang mengabdi untuk kerajaan Banten melawan Belanda, Syekh Yusuf al-Maqassary. Bahkan Syekh Yusuf lebih di kenal di Afrika Selatan sebagai penyebar agama Islam, setelah dibuang Belanda kesana. Hingga saat ini, namanya masih diabadikan menjadi sebuang nama kampung di Afrika Selatan “Kampung Makassar”.
Masih banyak sisi-sisi keunikan dari suku Makassar yang belum sempat diulas, seperti keunikan sisi kulinernya (pisang ijo, pisang efek, pallu butung, pallu basa, pallu konro, kacipo, dumpi eja, dan lain-lain) dari segi pemadangan alam pantai yang terkenal (Pantai Losari, tanjung Bayam, tanjung Bunga, Pasir putih/pantai Bira di Bulukumba dan lain-lain). Selain itu, masih banyak peninggalan budaya, teknologi dan bangunan kuno seperti benteng, istana, tarian, kesenian daerah, perahu kora-kora, perahu pinisi dan lain-lain. Kita akan membahasnya dilain waktu.
sumbernya dr mana bos?? jangan asal ngarang cerita.,...
BalasHapusKarang berita inie artikel, darimana dapat itu... suku terbesar jangankan di sulawesi selatan, pulau sulawesi suku terbesar adalah BUGIS, kau harus tau itu
BalasHapus