Saat ini, dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dalam bidang biologi, sehingga seseorang yang mengalami masalah kesuburan (gangguan fertilisasi), khususnya bagi keluarga yang yang menginginkan anak, bukan lagi menjadi masalah. Teknologi memberikan bermacam-macam peluang untuk mendapatkan keinginannya tersebut.
Ketidaksuburan adalah ketidakmampuan memiliki anak setelah 12 bulan berhubungan seksual secara rutin tanpa kontrasepsi (hubungan suami istri normal). Penyebab ketidaksuburan ada beberapa faktor. Baik faktor biologi, pskologis, fisiologis dan lain-lain. Faktor-faktor ini bisa berasal dari pihak wanita maupun dari pihak laki-laki.
Dari pihak wanita mungkin saja karena wanita tersebut tidak dapat berovulasi (melepaskan sel telur untuk dibuahi), atau menghasilkan sel telur yang abnormal, adanya halangan pada tuba fallopi (saluran telur yang menghubungkan ovarium dengan rahim), atau adanya penyakit yang menghambat bertemunya sperma dengan ovum dalam tuba fallopi. Sedangkan pihak pria mungkin karena menghasilkan sel sperma yang sedikit jumlahnya, sperma yang dihasilkan kekurangan tenaga/motility (kemampuan untuk dapat cukup bergerak), atau juga karena adanya halangan sperma pada saluran sperma.
Dalam sebuah penelitian di Amerika, menyebutkan bahwa dalam setiap tahunnya sekitar 2 juta pasangan mencari bantuan teknologi reproduktif untuk dapat menghasilkan anak dari sel anakannya sendiri. Di Indonesia sendiri belum ada data untuk itu, tapi dapat ditaksir juga meningkat dari tahun ketahun.
Ada tiga teknik yang paling umum digunakan dalam teknologi reproduktif, yaitu:
- In Vitro Fertilization (IVF) atau pembuahan invitro. Telur dan sperma di gabungkan dalam satu piring laboratorium. Jika ada telur yang berhasil dibuahi, satu atau lebih embrio yang dihasilkan dipindahkan kedalam rahim calon ibu.
- Gamete Intrafallopian Transfer (GIFT). Telur dan sperma dimasukkan kedalam tuba fallopi calon ibu secara langsung.
- Zigote Intrafallopian Transfer (ZIFT). Prosedur ini merupakan prosedur 2 tahap. Pertama telur dibuahi dalam laboratorium, kemudian, zigot yang dihasilkan dipindahkan ke tuba fallopi.
Keberhasilan dalam teknologi reproduktif ini sangat tinggi. Tetapi perawatan kesuburan ini meningkatkan kelahiran ganda. Kelahiran ganda meningkatkan kemungkinan bahwa bayi akan memiliki masalah yang mengancam hidup dan merusak, seperti berat badan lahir rendah. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah bayi yang dilahirkan dengan system teknologi reproduktif ini mempengaruhi keadaan psikologisnya?
Tags
Perkembangan Anak