Latar Belakang dan Sejarah Tes Rorschach
Pertama kali teknik ini dipublikasikan secara resmi tahun 1921 oleh Hermann Rorschach dalam monografnya Psychodiagnostik. Dalam monografnya Hermann Rorschach mengemukakan bercak tinta yang terpilih, temuan diagnostiknya, dan landasan teori dari temuannya.
Hermann Rorschach dilahirkan di Zurich, swiss pada tanggal 8 Nopember 1884. Ayahnya seorang guru menggambar. Pada mulanya Rorschach mendalami ilmu pengetahuan alam di sekolahnya, tetapi kematian ayahnya dalam usia muda telah merubah pendiriannya. Dia mulai tertarik pada bidang kedokteran dan belajar di Nuenberg, Zurich, Berne, dan Berlin.
Pengalaman praktisnya di bidang psikiatris diperoleh dari beberapa rumah sakit tempat dia bekerja. Hermann Rorschach adalah seorang dengan pribadi yang menarik, fleksibel, mudah menyesuaikan diri, dan sangat berbakat untuk instrokpeksi dan sintesis. Emosinya yang matang, hangat dan menyenangkan dan di kombinasi dengan kecerdasan yang mencapai tingkat jenius, membuatnya menjadi psikiater yang ternama.
Selama 10 tahun bekerja di beberapa rumah sakit Rorschach terus mengadakan penelitian dengan menggunakan bercak tinta, bidang yang diminatinya sejak dia lulus dari sekolah kedokteran. Hasil dari penelitiannya itu kemudian ditulis dalam sebuah monograph dengan judul Psychodiagnostik yang terbit pada tahun 1921.
Eksperimen Hermann Rorschach
Dalam psychodiagnostic tersebut Rorschach menulis bahwa dia telah menyeleksi satu seri bercak tinta yang terdiri dari 10 kartu dari beribu-ribu kartu yang telah dicobakan. Tidak semua pola yang dibuat dapat diuji cobakan, paling tidak harus memenuhi 2 persyaratan, yaitu:
- Bentuk gambar tersebut relatif simpel.Distribusi
- bercak harus memenuhi persyaratan komposisi tertentu.
Subjek eksperimen Rorschach sebagian besar memang adalah para penyandang masalah kejiwaan. Tetapi Rorschach juga menggunakan subjek orang-orang normal, baik yang berpendidikan maupun tidak berpendidikan.
Menurut Klopfer (1962) tekniik bercak tinta yang disusun oleh Rorschach merupakan titik puncak keberhasilan dari peneliian-penelitian yang menggunakan bercak tinta selama 20 tahun di Eropa dan Amerika. Rorschach berhasil menerobos aspek-aspek yang belum pernah dijangkau oleh peneliti-peneliti lain. Kalau ahli-ahli sebelumnya kebanyakan hanya menganalisa bercak tinta dari segi isi dari respon subjek saja, dan mengatakan bahwa bercak tinta yang diberikannya itu adalah tes imajinasi, tetapi menurut Rorschach dalam membuat interpretasi terhadap bercak tinta itu sebenarnya fungsi imajinasi hanya sedikit. Yang paling berperan adalah fungsi persepsi (Rorschach, 1981).
Rorschach lebih menekankan untuk memahami bagaimana seseorang menghayati sesuatu, kurang mementingkan apa isi penghayatannya. Kalau ada orang yang mengalami ketakutan, atau kecemasan, bukan isi ketakutan atau kecemasan itu yang dilihat, tetapi bagaimana dia mengahayati kecemasan itu sebagai suatu gejala psikologis, bagaimana hubungannya dengan fungsi-fungsi psikologis yang lain.
Bruno Klopfer mengembangkan tes Rorschach. Pada tahun 1934 telah mengembangkan ide-ide Rorschach dalam kelompok studinya. Pada tahun 1936 Klopfer dkk mendirikan Rorschach Institute sebagai lembaga melatih para para ahli untuk menggunakan tes Rorschach. Pada tahun 1948 Rorschach Institute berubah menjadi The Society for Projective Technique, yang menerbitkan TAT (Thematic Apperception Test) dan tes proyektif lainnya.
Selain itu banyak alat tes yang juga menggunakan teknik bercak tinta, yang dikembangkan untuk menutupi kelemahan-kelemahan tes Rorschach, seperti misalnya :
- Bero yang dirancang sebagai tes Rorschach untuk anak-anak
- Zullinger Test (Z – test) dirancang dengan menggunakan 3 kartu bercak tinta yang lebih kompleks
- Group Rorschach, yaitu pelaksanaan administrasi tes Rorschach secara klasikal, pertama kali di rintis oleh Harrower dan Steiner dengan memproyeksikan bercak tinta menggunakan tinta lewat slide. Juga di kembangkan jawaban yang multiple choice
- Holtzman Ink Blot Technique, dirancang oleh Holtzman untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan metodologi dan tes Rorschach
- Piotrowski’s Automated Rorschach (PAR), dirancang oleh Piotrowski pada tahun 1974 dengan menggunakan computer untuk skoring dan intepretasinya.
Penerapan tes Rorschach sebagian besar di bidang klinis, baik di rumah sakit maupun di klinik psikiatris dan psikologis. Tetapi tes Rorschach juga bisa menjadi terapi, ada testi yang mengatakan ketika selesai menjalani tes ini testi merasa lega dan hilang beban pikiran dan emosionalnya.
Teknik Rorschach juga banyak digunakan di luar bidang klinis. Misalnya di bidang militer dan industri, tes Rorschach banyak digunakan sebagai alat seleksi. termasuk pengguna tes Rorschach secara kelompok (Williams & Kellman, 1962).
Cara membuat bercak tinta dalam Tes Rorschach:
Tinta ditumpahkan di sehelai kertas, lalu kertas dilipat, tinta kemudian menyebar di kertas. Tidak semua figur dapat digunakan, hanya yang memenuhi kondisi tertentu yang dapat dipakai. Pertama, bentuknya harus relatif simpel, yang kompleks malah menyulitkan komputasi faktor-faktornya. Selanjutnya, bercak tersebut tidak boleh sugestif. Setiap figur yang memenuhi persyaratan, harus diujicobakan sebelum digunakan sebagai alat tes.
Standarisasi Alat Tes
• Alat tes ini distandardisasi dengan populasi pasien RS tempat Hermann menjabat sebagai kepala psikiater, ini merupakan hasil kerja 10 tahun riset dan eksplorasi.
• Terpilihlah 10 kartu dari ribuan bercak percobaan.
Perkembangan riset sebelumnya
- Telah banyak peneliti sebelumnya yang tertarik melakukan investigasi tentang bercak tinta. Tes Rorscach merupakan titik puncak dari 20 tahun eksperimen dengan bercak tinta di Eropa dan Amerika.
- Justinus Kerner bekerja di labor Tübingen Jerman. Dia secara tidak sengaja menyadari banyak hal yang bisa dilihat pada bercak tinta. Ia tidak menyadari adanya kemungkinan hubungan persepsi bercak ini dengan diagnosa kepribadian.
- 1895 Alfred Binet mengemukakan adanya kemungkinan bercak tinta dapat digunakan untuk menginvestigasi imajinasi visual dalam studi trait kepribadian.
- Setahun kemudian Dearborn mempublikasikan artikel tentang bagaimana membuat tinta hitam putih dan berwarna dan menggunakan tinta dalam psikologi eksperimental.
- Tahun 1910 Whipple yang pertama kali menstandardisasi tes bercak tinta.
- Dekade berikutnya FC Bartlett menggunakan bercak tinta sebagai alat tes persepsi dan imajinasi, dan disimpulkannya bahwa tinta dapat mengungkap minat dan mungkin pekerjaan responden.
- 1917 Cicely Parsons berhasil menemukan bahwa perbedaan respon terhadap bercak tinta dimungkinkan oleh adanya perbedaan individual.
Perkembangan instrument Tes Rorschach
- Publikasi Ro pertama kali tahun 1921, dan tahun 1922 Ro meninggal (lahir 1884).
- Tahun 1924 publikasi pertama metode Ro muncul di Inggris yang merupakan terjemah dari paper yang ditulis oleh Ro dan co-workernya Oberholzer.
- David Levy yang ditraining oleh Oberholzer mengenalkan metode Ro di AS.
- Samuel Beck, terpengaruh oleh Levy dan juga diajari Oberholzer adalah orang AS I yang mempublikasikan material Ro.
- Hertz selanjutnya mengeksplorasi aspek metodologis dari Ro.
Kartu-kartu Dalam Tes Rorschach
Dalam Administrasi Tes Rorschach terdapat sepuluh kartu yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
- Kartu achromatik. Kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu, yaitu kartu I, IV, V, VI, dan VII
- Kartu chromatic. Kelompok kartu kromatik mempunyai aneka warna lain, misalnya merah, biru hijau dan sebagainya, yaitu kartu II, III, VIII, IX, dan X.
Penyajian Tes Rorschach
Penyajian tes Rorschach dibagi dalam empat tahapan, yaitu:
- Performance Proper (PP).
- Inquiry.
- Analogy.
- Testing the Limits.
SKORING
Tujuan dari skoring dalam tes Rorschach tidak lain adalah:
- Untuk engelompokkan bahan dari hasil tes Rorschach ke dalam aspek-aspek tertentu, agar dapat diinterpretasi.
- Untuk merubah jawaban yang masih bersifat kualitatif menjadi bahan kuantitatif.
- Sebagai sarana komunikasi antara ahli satu dengan lainnya.
Pada prinsipnya skoring yang dimaksudkan disini adalah merupakan suatu proses pengelompokkan jawaban subjek ke dalam 5 kategori skoring yaitu:
- Location: yaitu pada bagian mana subjek melihat konsepnya itu dalam bercak.
- Determinant: yaitu bagaimana konsep itu dilihat subjek, atau aspek apa yang digunakan subjek untuk memberikan jawabannya itu.
- Content : yaitu apa isi jawaban subjek tersebut.
- Popular-Original (P-O) : yaitu apakah jawaban subjek itu merupakan konsep yang sering dilihat orang lain ataukah tidak
- Form Level Rating (FLR) : yaitu bagaimana ketepatan konsep tersebut dengan bercaknya serta bagaimana kualitasnya.
SKORING LOCATION
a. Jawaban Whole: Jawaban ini terdiri dari skor W (Whole) ,W (Whole-cut), DW (Confabulatory whole).
- Skor W (whole): Skor ini diberikan bila subjek menggunakan seluruh bercak sebagai dasar untuk memberikan jawabannya.
- Skor W-cut (whole cut): Skor ini diberikan bila subjek menggunakan paling tidak dua pertiga dari bercak. Subjek tidak bermaksud menggunakan seluruh bercak. Ada sedikit bagian yang dihilangkan karena tidak sesuai dengan konsepnya.
- Skor DW atau dW (Confabulatory whole): Skor DW diberikan apabila subjek mengguanakn suatu detail kemudian digeneralisasikan pada seluruh bercak.
b. Jawaban Large Usual Detail (Skor D): Skor D diberikan apabila subjek menggunakan bagian yang besar dari bercak yang sudah biasa digunakan oleh orang lain. Bagian mudah dibedakan dengan bagian yang lain karena color, shading atau space. Untuk mengetahui mana bagian yang diskor D atau diskor yang lain, dilaksanakan dengan melihat pada tabel lokasi yang sudah ada pada lampiran.
- Jawaban Small Usual Detail (Skor d): Skor ‘d’ diberikan pada penggunaan bercak yang relatif kecil, tetapi mudah dilihat dengan adanya color, shading atau space. Untuk menentukan skor ini juga perlu melihat tabel lokasi.
- Jawaban Un-usual Detail (Skor Dd): Jawaban un-usual detail adalah jawaban yang tidak merupakan jawaban whole(W), tidak ada dalam daftar jawaban large atau small usual detail (D atau d), serta bukan jawaban space (S). Jawaban ‘un-usual detail’ diberi simbol dengan ‘Dd’, tetapi simbol ini tidak digunakan dalam skoring melainkan menunjukkan semua un-usual detail yang terdiri dari :
- Tiny Detail (dd): Skor ‘dd’ diberikan pada jawaban yang menggunakan lokasi yang kecil sekali, tetapi masih bisa dibedakan dengan adanya color, shading atau space. Skor ini juga telah ditujukkan pada daftar tabel lokasi.
- Edge Detail (de): Skor ‘de’ digunakan untuk jawaban yang menggunakan lokasi bagian sisi luar dari bercak.
- Inner Detail (di): Skor ‘di’ diberikan untuk lokasi didalam bercak yang sulit untuk dipisahkan dari bagian lain oleh color, shading atau space.
- Rare detail (dr): Skor ‘dr’ diberikan pada jawaban yang lokasinya tidak biasa digunakan oleh orang lain. Lokasi ini tidak dapat digolongkan dalam dd, de, atau di dan juga tidak dapat digolongkan dalam d, D, atau W. Lokasi untuk skor dr tidak selalu bagian bercak yang kecil. Kadang-kadang bercaknya juga besar.
c. Jawaban White Space (S): Jawaban diberi skor ‘S’ apabila subjek membalik penggunaan ‘figure’ dan ‘ground’, sehingga bagian putih justru dijadikan sebagai landasan untuk memberikan jawaban. Kadang-kadang bagian putih itu dijadikan sebagai jawaban utamanya, tetapi kadang hanya sebagai tambahan saja. Dalam hal ini skor S diberikan sebagai tambahan (additional score).
d. Skor Lokasi Jamak (Multiple Location Score)
Dalam skoring lokasi ini ada kemungkinan subjek menggunakan lebih dari satu lokasi dalam memberikan jawaban, atau mungkin dia menggunakan beberapa lokasi kemudian digabungkan dalam satu jawaban. Dalam hal ini dilaksanakan skor lokasi jamak (multiple location score).
SKORING DETERMINAT
Jawaban Definite : yaitu konsep jawaban yang mempunyai bentuk yang pasti. Jawaban Semi-definite: yaitu suatu konsep jawaban yang mempunyai bentuk kurang pasti. Jawaban In-definite : yaitu konsep jawaban yang sama sekali tidak mempunyai bentuk yang pasti atau bentuknya
Ada empat unsur yang termasuk dalam kategori skoring determinant ini, yaitu:
- Form (bentuk)
- Movement (Gerakan)
- Shading (Perbedaan gelap terang)
- Color (Warna)
Berdasarkan keempat unsur itu, maka dalam skoring determinant ini digunakan simbol-simbol sebagai berikut:
- F untuk jawaban-jawaban yang menggunakan bentuk (form) saja.
- M, FM, fm, mf, dan m unruk jawaban-jawaban yang mengandung unsur gerakan (movement).
- Fc, cf, c untuk jawaban yang menggunakan shading sebagai kualitas permukaan (texture).
- FK, KF, K untuk jawaban yang menggunakan shading untuk kesan-kesan kedalaman (diffuse).
- Fk, kf, k untuk jawaban yang menggunakan shading sebagai bentuk tiga dimensi yang sudah diproyeksikan dalam bentuk dua dimensi.
- FC, CF, C untuk jawaban yang menggunakan warna-warna (color) selain hitam, abu-abu dan putih.
- FC’, C’F, C’ untuk jawaban yang menggunakan warna hitam, abu-abu dan putih.
SKORING CONTENT
Skoring content yaitu menentukan apa isi jawaban subjek. Skoring content ini memang tidak begitu sukar, karena sudah jelas dan kategorinya tidak terlalu rumit.
SKORING P-O (POPULAR-ORIGINAL)
Skoring Popular
Suatu jawaban disebut popular bila jawaban tersebut sering muncul atau diberikan oleh banyak subjek pada suatu lokasi bercak tertentu.
Jawaban Original
Jawaban original yang diskor O adalah pada satu bagian bercak tertentu yang hanya muncul sekali diantara seratus jawaban.
SKORING FLR (FORM LEVEL RATING)
Dasar penyekoran FLR, yaitu:
- Ketepatan (akurasi)
- Kekhususan (spesifikasi)
- Pengorganisasian (organisasi)
Basal Rating dalam FLR
- Basal rating +2,0
- Basal rating +1,5
- Basal rating +1,0
- Basal rating +0,5
- Basal rating 0,0
- Basal rating -1,0
- Basal rating -1,5
- Basal rating -2,0
Tags
Psikodiagnostik